Boyolali, Kabarjoglo.com – KRT. KH. Joko Parwoto S.T., Pengasuh Pondok Pesantren I’Jazul Qur’an di Sawit Boyolali, mengumumkan pembentukan Yayasan Gawantara (Garda Wali Nusantara) dalam upaya menjaga dan melestarikan sejarah serta budaya Nusantara. Yayasan ini bertujuan untuk mengawal ilmu sejarah dan keilmuan yang selama ini belum terwadahi secara spesifik dalam sebuah organisasi berbadan hukum.
“Terkait dengan pendirian Yayasan Gawantara, makna dan tujuan dari yayasan ini adalah untuk menjaga kewalian ilmu sejarah dan keilmuan, serta mengawal organisasi yang spesifik untuk itu,” ungkap KRT. KH. Joko Parwoto S.T. saat ditemui di pondok pesantrennya. “Gawantara hadir sebagai wadah bagi para alim ulama, cendekiawan, ilmuwan, dan aktivis sejarah dari Sabang sampai Merauke,” tambahnya.
KRT. KH. Joko Parwoto S.T. juga menekankan bahwa Yayasan Gawantara didirikan sebagai respons terhadap perubahan dan indikasi perubahan sejarah para leluhur dan pahlawan Nusantara. “Kami mencoba menghubungi para Kiai dan ulama dari berbagai daerah, seperti Sumatera, Aceh, dan Jawa Barat, untuk membentuk organisasi ini yang bertujuan mengungkap sejarah dan kebudayaan,” jelasnya.
Selain itu, yayasan ini juga akan berfokus pada koordinasi dengan Diaspora dan negara-negara luar untuk melestarikan manuskrip-manuskrip penting yang tersebar di berbagai negara. “Kami menemukan banyak manuskrip yang berada di luar negeri, seperti di Yunan, Leiden, dan lainnya. Oleh karena itu, diperlukan wadah yang bisa mempertemukan dan mendukung upaya pelestarian ini,” ungkap KRT. KH. Joko Parwoto S.T.
Lebih lanjut, KRT. KH. Joko Parwoto S.T. menegaskan pentingnya menjaga keaslian sejarah sebagai bagian dari identitas bangsa. “Bangsa yang tidak menghargai sejarahnya akan kehilangan jati dirinya. Oleh karena itu, kita harus menjaga peninggalan sejarah para leluhur kita,” tuturnya.
KRT. KH. Joko Parwoto S.T., juga menambahkan bahwa sinergi dengan berbagai organisasi lain akan menjadi salah satu langkah penting bagi Yayasan Gawantara. “Kolaborasi dengan organisasi-organisasi lain pasti akan dilakukan, baik yang baru maupun yang sudah lama, untuk mengawal kesejarahan dan kebudayaan Nusantara,” kata Purwono.
KRT. KH. Joko Parwoto S.T. juga berharap bahwa Yayasan Gawantara dapat memberikan kontribusi besar terhadap negara dan masyarakat. “Organisasi ini diharapkan bisa menjadi lembaga masyarakat yang memberikan kontribusi besar terhadap negara, sistem kebudayaan, dan sosial masyarakat. Harapan kami, negara juga harus turun tangan dalam upaya ini,” jelasnya.
Dalam waktu dekat, Yayasan Gawantara akan mendaftarkan diri di Kemenkumham dan mengadakan seminar nasional dalam bidang ilmiah serta pelestarian manuskrip-manuskrip yang ditemukan di luar negeri. “Agenda terdekat kami adalah mengumpulkan profesor dan ilmuwan untuk mendukung upaya pelestarian ini,” Tutupnya.
Dengan berdirinya Yayasan Gawantara, diharapkan sejarah dan kebudayaan Nusantara dapat terjaga dan diwariskan kepada generasi mendatang, menjaga identitas dan jati diri bangsa Indonesia.