Ethok-Ethok: Pameran dan Sinema yang Mengungkap Kreativitas Seniman Kendal.

Kendal – Pelataran Sastra Kaliwungu, Kendal Heritage, Kaumloka, dan Kolektif Beringin Rasa menyelenggarakan kegiatan kolaboratif “Sinema Ethok-Ethok” dan “Ethok-Ethok Pameran” di Omah Pituturan, Patebon Kendal. Acara ini menampilkan 3 film dan 16 karya seni rupa yang mengungkap dinamika masyarakat sub-urban.

Kegiatan dimulai dengan pemutaran film-film lokal bertema parenting dan perencanaan keluarga di masyarakat sub-urban yang mengejar materi, dilanjutkan dengan pembukaan dan apresiasi karya seni. Meski sempat diguyur hujan deras, antusiasme masyarakat Desa Tambakrejo, Kecamatan Patebon tetap tinggi.

Film-film yang diputar adalah “Modong” karya Ari Fatoni, “ORAKel” karya Alan Yahya, dan “Meniti Sunyi” karya Akhmad Sofyan Hadi. Semua film tersebut menyoroti pentingnya parenting dan perencanaan keluarga. Sementara itu, 16 karya seni rupa dua dimensi dari 12 seniman menggambarkan perubahan dinamis masyarakat sub-urban dan persepsi terhadap kesenian yang sering dianggap sebelah mata. Para seniman yang berpartisipasi termasuk Andre Himawan, Dyo, Galih Setyo, Gentar, Hoope, Ipung, Karindra, Missellu, Nina, Ripki, Rodmun, dan Yanuar Tirta.

“Ethok-Ethok” diambil sebagai tajuk acara untuk merespons keresahan tentang perubahan sosial masyarakat sub-urban dari agraris menjadi industri, yang mengakibatkan pelaku kreatif sering dianggap sebelah mata.

Presiden Pelataran Sastra Kaliwungu dan pengasuh Omah Pituturan menyampaikan bahwa kegiatan ini adalah upaya kolektif antar komunitas untuk menumbuhkan ekosistem berkesenian di Kabupaten Kendal. “Sebagai ikhtiar kolektif, kegiatan ini sebagai pemantik dan penyulut gerakan-gerakan selanjutnya, bagian dari menumbuhkan ekosistem kesenian di Kendal,” tuturnya.

Galih Setyo Aji, salah satu kurator Ethok-Ethok Pameran, menjelaskan beragamnya karya seni yang ditampilkan, mulai dari tema perdamaian, ketokohan, spiritual, budaya ekologi, hingga ekspresi manusia. “Keberagaman karya tersebut menggambarkan kehidupan masyarakat Kendal yang berlatarkan aktivitas industri,” ujarnya.

Acara ini juga menampilkan Pertunjukan Tari Kontemporer dari Kolektif Beringin Rasa, diikuti dengan diskusi karya. Karindra, Koordinator Kolektif Beringin Rasa, berharap kegiatan semacam ini dapat terus berlangsung dan berkembang di berbagai tempat. “Kolektif Beringin Rasa menyambut baik dan siap berkolaborasi berkontribusi pada kemajuan serta bersatunya seniman di Kabupaten Kendal,” sambutnya.

Pameran ini masih berlangsung hingga 8 Juni 2024 setiap pukul 16.00 – 23.00, terbuka untuk masyarakat dan apresiator yang ingin menyaksikan karya-karya tersebut.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan