Bakso Kadipolo Hadirkan Inovasi Prasmanan, Pilihan Favorit Penikmat Kuliner Solo

Solo – Kuliner Bakso Kadipolo yang sudah berdiri sejak 1967 kini memperkenalkan konsep baru: bakso prasmanan. Di bawah pengelolaan generasi ketiga dari pendiri Eyang Warso, tempat makan yang populer di Solo ini terus berinovasi untuk memanjakan para pelanggannya, termasuk wisatawan dari luar kota.

Menurut Mbak Tara, salah satu pengelola, inovasi prasmanan ini memungkinkan pelanggan memilih bakso sesuai selera mereka, seperti bakso goreng, bakso urat, dan bakso halus. Pembayaran dihitung berdasarkan jenis dan jumlah bakso yang diambil, tanpa batasan minimal pembelian. “Misalnya, pelanggan bisa memilih bakso goreng seharga Rp5.000 per pentol atau pangsit isi seharga Rp3.000,” ujarnya. Setelah mengambil pilihan, pelanggan dapat langsung membayar di kasir dan duduk menikmati hidangan di meja yang dipilih.

Bacaan Lainnya

Bakso Kadipolo juga menghadirkan berbagai menu masakan Jawa yang menjadi favorit, seperti ayam kelamut, garang asem, dan brambang asem. “Selain bakso, banyak pelanggan dari kalangan tokoh hingga masyarakat umum yang datang hanya untuk menikmati masakan Jawa rumahan kami,” tambah Tara.

Sejarah Bakso Kadipolo dimulai dari warung tenda sederhana di Pasar Kadipolo yang didirikan oleh Eyang Warso pada 1967. Warung tersebut sempat menghabiskan hingga 70 kg bakso dalam sehari, bukti popularitasnya saat itu. Kemudian usaha ini diteruskan oleh generasi kedua, Eyang Ali Mulanto dan Eyang Nursingi, hingga saat ini dikelola oleh anak dan cucu mereka dengan mempertahankan cita rasa asli.

Saat ini, Bakso Kadipolo dikelola oleh Bu Hajah Alim Indratni dan suaminya, almarhum Pak Suripto. Bersama anak-anaknya, mereka membuka beberapa cabang lain dengan merek berbeda seperti Dapur Solo dan Ayam Goreng Kartini. Beberapa anggota keluarga bahkan membuka cabang dengan brand Kadipolo di Boyolali, Nusukan, Pabelan, dan Salatiga. Meskipun memiliki manajemen terpisah, resep bakso yang digunakan tetap sama sehingga menjaga konsistensi rasa.

Inovasi ini disambut baik oleh para pelanggan, terutama yang datang dari luar kota seperti Surabaya dan Semarang. Beberapa di antaranya bahkan datang hanya untuk menikmati bakso prasmanan yang telah menjadi tren tersendiri.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan