Mengenal Putri Dyah Pitaloka: Perempuan yang Menjaga Harga Diri Hingga Akhir Hayatnya

Putri Dyah Pitaloka Citraresmi, atau dikenal juga sebagai Citra Rashmi, adalah salah satu tokoh perempuan yang tercatat dalam sejarah Indonesia karena keberaniannya mempertahankan harga diri dan martabatnya. Putri dari Kerajaan Sunda dan Galuh ini lahir pada tahun 1340 di Jawa Barat. Kecantikannya yang luar biasa dan keanggunannya menjadikan Putri Dyah Pitaloka sosok yang dikenang hingga kini.

Kisah Cinta yang Berujung Tragedi

Bacaan Lainnya

Menurut Kitab Pararaton, Putri Dyah Pitaloka direncanakan akan menikah dengan Raja Hayam Wuruk, raja muda Majapahit. Pernikahan ini seharusnya menjadi persekutuan yang kuat antara dua kerajaan besar. Raja Hayam Wuruk, yang saat itu berusia 23 tahun, sangat menginginkan Putri Dyah Pitaloka menjadi permaisurinya.

Namun, niat baik ini berubah menjadi tragedi dalam insiden yang dikenal dengan Insiden Bubat. Patih Gajah Mada, yang kala itu merupakan panglima perang Majapahit, memandang pernikahan tersebut sebagai peluang untuk menunjukkan superioritas Majapahit. Ia menginginkan Raja Sunda-Galuh menyerahkan Putri Dyah Pitaloka sebagai upeti, sebuah tindakan yang sangat menghina bagi Kerajaan Sunda-Galuh.

Insiden Bubat: Pertempuran Mematikan

Keluarga Kerajaan Sunda-Galuh yang tersinggung menolak keras permintaan tersebut. Insiden Bubat pun pecah menjadi pertempuran sengit. Raja Sunda-Galuh dan para pengawalnya berjuang mati-matian tetapi akhirnya tewas dalam pertempuran. Putri Dyah Pitaloka, yang menyaksikan kekalahan dan kematian keluarganya, memilih untuk tidak menyerahkan diri sebagai upeti. Dalam keadaan terdesak dan demi mempertahankan harga diri serta martabatnya, ia memutuskan untuk bunuh diri.

Putri Dyah Pitaloka meninggal dunia pada usia 17 tahun, sebuah usia yang sangat muda namun dengan keberanian yang besar. Kisah tragis ini tidak hanya mencerminkan perjuangan sebuah kerajaan tetapi juga keteguhan seorang perempuan dalam mempertahankan kehormatannya.

Warisan dan Kenangan

Tragedi ini meninggalkan luka mendalam dalam sejarah Majapahit dan Sunda-Galuh. Raja Hayam Wuruk, yang sebenarnya terperangkap dalam intrik politik, turut merasakan patah hati dan penyesalan yang mendalam. Insiden Bubat menjadi salah satu peristiwa yang paling dikenal dalam sejarah Indonesia sebagai simbol dari pertahanan harga diri dan martabat.

Foto Putri Dyah Pitaloka yang indah ini dihasilkan dengan bantuan Artificial Intelligence oleh @ainusantara dari patung beliau di candi. Teknologi modern membantu kita mengingat dan menghormati tokoh-tokoh sejarah yang telah memberikan pengorbanan besar dalam hidup mereka.

Dyah Pitaloka tetap dikenang sebagai sosok perempuan yang tegar, berani, dan penuh martabat, yang memilih kematian daripada harus hidup dalam kehinaan. Kisahnya menginspirasi banyak orang hingga saat ini, menjadi simbol keberanian dan kehormatan.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan