Sepasang temanten tebu yang diberi nama Bagus Iksuproboso dan Roro Sikartini Maduretno diarak layaknya proses kirab pernikahan. Prosesi diawali dengan mengarak pasangan temanten tebu, dan di belakangnya diikuti 14 pasang tebu setinggi 2 meter. Kirab temanten tebu digelar setelah sehari sebelumnya dilaksanakan ritual sesaji tujuh kepala kerbau.
Lingkungan PG Tasikmadu juga dihias seperti prosesi pernikahan sungguhan. Ribuan warga dari berbagai daerah datang berbondong bondong untuk melihat tradisi yang telah berusia lebih dari satu abad tersebut. “Saya setiap musim giling PG Tasikmadu selalu melihat prosesi kirab temanten tebu. Ini tradisi yang patut dipertahankan sebagai budaya warisan leluhur,” ungkap Joko (55), warga Karangmojo, Kecamatan Tasikmadu.
Setelah dilakukan do’a bersama memohon agar kualitas giling bagus, sepasang pengantin tebu kemudian dimasukkan ke penggilingan sekaligus menandai giling tebu dimulai. Setiap prosesi manten tebu, warga memiliki kesempatan melihat kondisi pabrik dan mesin giling yang usianya telah mencapai ratusan tahun tersebut.
(Tr-Pendim 0727/Kra)