SOLO – Berangkat dari rasa keprihatinan akan semakin tergerusnya kewajiban menjaga kebersihan di era industri 4.0, SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta sejak 2015 menumbuhkan kepekaan, penuh tanggung jawab, kesabaran dan rasa bangga peduli kesehatan melalui program sekolah sehat.
Kepala Sekolah Sri Sayekti melalui Waka Humas, Jatmiko mengatakan dalam mendorong dan menumbuhkan karakter sejak dini sekolah memfasilitasi peserta didik perempuan yang memerlukan pembalut.
“Dua belas November tak hanya diperingati sebagai hari Ayah maupun Hari Kesehatan Nasional, dengan momentum ini kita bisa menumbuhkan 5 karakter utama anak melalui toilet kejujuran, kepribadian seseorang tercermin juga dari toilet,” kata Jatmiko kepada Jurnalis, Selasa (12/11/2019).
Menurutnya, dengan cara tersebut membantu siswi yang masih malu ketika datang bulan (haid) tidak perlu pulang.
Anak-anak tidak akan bingung untuk mendapatkan perlengkapan menstruasi dengan prosedur setelah ambil lapor ke petugas Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) karena menggunakan E-Money.
Lanjut Jatmiko, sejak awal tahun ajaran, sekolah sudah mensosialisasikan terhadap orangtua siswa terkait program-program sekolah.
Pendidikan karakter lainnya dibangun melalui upacara setiap hari senin, kerja bakti membersihkan kelas, tahfizdul qur’an juz 30 dan jum’at Qur’ani serta taman gizi.
Memotivasi siswa untuk mengikuti ekstrakurikuler sebanyak 30 seperti pedalangan, tari, kewirausahaan, robotik, jurnalistik, panahan dan berbagai olympiade baik sains maupun agama.
Almaghfira Syasira Sakhi, Queensha Syafira Kurnia Putri, Anezka Syahla Salsabila, dan Aprilia Tri Hapsari adalah deretan teladan anak kekinian sebagai pegiat dokter kecil di sekolah.
“Toilet kejujuran mendidik anak berjiwa anti korupsi, adanya toilet perempuan menjadi nyaman, dalam tolilet isisnya pembalut Rp. 1.000, celana dalam Rp. 3.500, rata-rata yang menggunakan kelas 6 dan 5, kami mengecek jentik-jentik 2 kali seminggu,” kata dokter kecil, Almaghfira
Rilis