Solo, Kabarjoglo.com – Dalam Konferesi Press , BRM Kusumo Putra SH selaku Ketua Forum Budaya Mataram (FBM) Surakarta yang juga masih memiliki keturunan dari Pangeran Diponegoro ikut angkat bicara terkait pengembalian Keris Kyai Naga Siluman yang dikembalikan oleh Pihak Belanda kepada Pemerintah Indonesia, Selasa Sore (10/02)
Kusumo Putro meminta Pemerintah Indonesia untuk tidak langsung percaya kepada negara Belanda yang telah mengembalikan Keris Pangeran Diponegoro tersebut.Kusumo mendesak Pemerintah Indonesia untuk mengecek keaslian keris tersebut dengan mendatangkan beberapa Empu, Tim Ahli, dan juga beberapa Empu Keris.
“Keris Naga Siluman itu jumlahnya ratusan. Keris Naga Siluman itu kan ada di beberapa Era, Era Pakualaman, Era Mataraman, Era Kartosuro, Era Pengging bahkan di Era Majapahit, ada Era Naga Siluman.Mungkin bisa juga ini keris lama yang belum tentu Keris Diponegoro. Makanya itu kita harus mengecek keaslian keris tersebut,” Jelas Kusumo
Kusumo Menambahkan ,Seharusnya keris tersebut dipamerkan di semua museum setiap Provinsi di Indonesia secara keliling. Misalkan di Museum Jawa Tengah satu minggu lalu Museum Jawa Barat, kemudian Museum Jawa Timur, supaya anak bangsa bisa melihat. Karena saat ini kondisi yang terjadi jiwa patriotisme anak bangsa dalam kondisi rapuh, mungkin ini adalah cara terbaik untuk membangkitkan jiwa nasionalisme dan patriotisme anak bangsa.
“Biar tahu luk-luk nya gimana, panjangnya seberapa, lebarnya seberapa, lalu keris ini pas tidak di Era Diponegoro. Era Diponegoro itukan tahun 1800-an, Keris Naga Silumannya itu tepat di zamannya era itu apa bukan.” jelas Kusumo
Dengan dipamerkan di seluruh Provinsi Indonesia bukan berarti kita hanya melihat bentuknya, tetapi melihat semangat dibalik keris tersebut.
“Diponegoro Yang merupakan Putra Hamenkubuwono ke 3 dari Selir , Seorang anak raja yang bisa mempunyai segalanyaTidak mau tunduk kekuasaan Belanda, Akhirnya dipenjara merelakan tubuhnya sampai kering kerontang kelaparan, kehausan dalam kamar yang pengap tidak menikmati kenikmatan sebagai seorang raja. Sampai dia meninggal karena dipenjara. Biar semua anak-anak Indonesia ini tahu dan paham, tentang perjuangan bagaimana merebut negaranya Indonesia ini,” Tutup Kusumo.