Solo, Kabarjoglo.com – Pihak sekolah, khususnya Dinas Pendidikan dalam mempersiapkan anak SMK agar setelah lulus menjadi SDM siap kerja memang terbukti. Mereka dipersiapkan mental, ketrampilanya, dan lain halnya, utamanya karakter agar bisa bekerja, mandiri, serta menghadapi tantangan kerja di era milenia ini.
Bukti nyata dialami oleh anak anak SMKN 8 Surakarta, banyak diantara mereka, di saat pandemi virus Corona/Covid – 19 dimanfaatkan belajar, daring online dengan jualan produk, kuliner, bahkan sesuai jurusan mereka banyak yang jadi pambioworo, penyanyi, menari, dalang, pemain musik (musisi), penabuh gamelan dan lain lain.
Lumayan honornya, ungkap Dr. Eko Joko Trihadmono, M.Pd terang kepada awak media di beberapa waktu lalu.
Lebih lanjut dikatakan bahwa bidang kerja sambenan yang dijalani antara lain protokoler gaya milenial, ringkes, komplit dan tepat waktu.
Pak Eko kemukakan, korelasi materi bahasa Jawa dengan peluang kerja. Materi bahasa Jawa untuk SMA/SMK klas X semester genap ada sesorah ( pidato bahasa Jawa), di klas XI semester ganjil ada materi pranatacara ( MC Jawa) , di klas XII ada materi panyandra pengantin dalam acara resepsi( membaca indah).
Materi tersebut sangat relevan dengan peluang kerja setelah lulus, bahkan siswa-siswa yang belum lulus sudah bisa dan berani tampil menjadi layaknya pambiworo/ MC profesional.
Standar mengajar saya cari referensi diluar sekolah, misalnya di sekolah pambiworo Permadani, pawiyatan keraton.
Tetapi tekniknya saya memadukan kurikulum, karena mengikuti pangsa pasar dan pelakunya oleh para milenial.
Saya berikan beberapa alternatif yakni pilihan bahasa Jawa yang baku sesuai kamus dan bahasa Jawa yang prasaja ( tidak muluk-muluk).
Tujuannya agar para siswa bisa menentukan sendiri mau jadi pambiworo gaya Surakarta, gaya Yogyakarta, gaya pesisiran atau gaya Jawa milenial. Terserah mereka para siswa.
Saya pesan pada siswa siswa saya, jangan pernah menggunakan kata/ kalimat yang kamu tidak tahu artinya. Jangan asal pilih istilah yang kelihatannya mentereng tetapi tidak tahu artinya. Lebih baik kembali ke bahasa Jawa, yang artinya JA itu prasaja ( biasa saja) dan WA itu walaka ( apa adanya).
Jangan takut dikatakan ”
protokol/pambiworo kok mung lugu” pembawa acara kok biasa. Biarkan kamu dikatakan tidak bisa bersastra , dari pada memakai bahasa dan sastra yang muluk-muluk tapi tidak tahu artinya.
Dan kalau kamu menjadi pambiworo dalam Resepsi usahakan semua tamu dari anak kecil sampai orang tua di acara tersebut semua tahu arti kata/ kalimat yang diucapkan protokol MC.
Doktor lulusan S3 Linguistik UNS 2020 ini memiliki trek record dibidang seni protokoler sudah sangat tinggi. Dia punya usaha di dunia entertainment dengan nama CallistaTV. Jam kerjanya tinggi, bermutu, dan kedepan bisa menjadi guru profesional, dan syukurlah bisa menjadi pejabat di Dinas Pendidikan.
Ini jamanya kompetisi, bahwa guru yang kreatif, inovatif serta cerdas itu sangat dibutuhkan di dunia pendidikan di era milenial.Guru yang punya talenta lengkap, alias komplit di urusan seni ini adalah juga sering memberi opini kepada redaksi majalah Didik, karena dia juga sebagai konsultan pendidikan di Didik.Oh iya, saya juga mengajar bidang studi Bahasa Jawa.
Program unggulan saya siswa bisa praktek pambiworo seperti selayaknya pambiworo di masyarakat.Saya tambahi aksesoris dengan mengenal gending gending Karawitan dan kawruh basa serta etika berbusana kejawen.Saya tetap berkomitmen secara pribadi bahwa peluang kerja lulusan seni, khususnya bahasa Jawa sangat luas.(ries/r)