Surakarta – Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI AA La Nyalla Mahmud Mattalitti kembali mendapatkan gelar kehormatan dari Keraton Kasunanan Surakarta.
Dalam bidang budaya, sosok La Nyalla dikenal sebagai salah satu kolektor keris pusaka di Indonesia.
Pihak Keraton Kasunanan Surakarta mengapresiasi atas kiprah La Nyalla yang menjadi Kolektor keris pusaka ini, sehingga dipandang pantas untuk memperoleh gelar dengan sebutan Pangeran Hardonagoro.
Pemberian gelar Pangeran Hardonagoro disampaikan langsung oleh Gusti Kanjeng Ratu Pameswari Dalem PB XIII di rumah dinas Ketua DPD RI di kawasan jalan Denpasar Raya, Jakarta, Sabtu (19/9/2020) malam.
Dikatakan Gusti Kanjeng Ratu, bahwa La Nyalla sebagai pelestari benda pusaka, khususnya keris pusaka, maka layak mendapatkan penghargaan tersebut.
“Kami mengharap Pak La Nyalla, yang nanti namanya menjadi Pangeran La Nyalla Mahmud Mattalitti Hardonagoro, dapat hadir pada acara peresmian gelar tersebut,” ungkap Gusti Kanjeng Ratu.
Acara peresmian gelar direncanakan akan dilaksanakan pada tanggal 10 November 2020 di Surakarta. Sekaligus dirangkai dengan sarasehan dan pameran Keris Nusantara.
Menanggapi pemberian gelar ini, La Nyalla Mattalitti menyatakan berterima kasih atas apresiasi yang diberikan Keraton Kasunanan Surakarta.
Menjaga Warisan Budaya
Ketua DPD RI selama ini mengoleksi keris pusaka semata-mata untuk menyelamatkan benda-benda bersejarah tersebut dari kerusakan. Sehingga Keris Indonesia yang telah mendapat sertifikat dari Unesco tetap terpelihara.
“Saya berterima kasih atas perhatian dari Gusti Kanjeng,” ujar La Nyala.
Ia mengakui bahwa mengoleksi keris pusaka sebagai upaya untuk menjaga warisan budaya Indonesia, yang telah diakui oleh Unesco pada tahun 2005 lalu.
“Sehingga kelak anak cucu kita dapat membanggakan warisan budaya tersebut,” tukas La Nyalla.
Tidak kurang dari 300 keris pusaka yang berusia rata-rata ratusan tahun lalu. Bahkan ada beberapa keris yang sudah mendekati ribuan tahun, terpajang rapi di kediamannya di Surabaya.
“Kalau semuanya ada sekitar tiga ribu keris, tetapi yang khusus dan sangat pusaka ada sekitar 300-an keris,” ungkap La Nyalla yang pada tahun 2003 silam telah mendapat gelar Kanjeng Raden Haryo Tumenggung (KRHT) dari Keraton Surakarta.
Kepedulian terhadap benda-benda pusaka ini penting, mengingat perlunya memelihara dan menjaga Keris sebagai warisan budaya Jawa. Keris menjadi bagian dari identitas Jawa dan menjadi kekayaan budaya Nusantara.( ril )