Musyahadah Cinta Gus Sastro Adi Gelar konser di kota Solo

 

Solo – lagu Religi Musyahadah cinta akan menggelar konser perdana di taman sunan jogo kali, Solo Jum’at (29/05/22).

Tak sedikit orang yang menganggap musik hanyalah sumber kesenangan, karena mereka hanya menganggap musik adalah kesenian dan seorang pemusik adalah penghibur belaka. Namun hanya sedikit yang menyadari bahwa musik sebagai sesuatu yang amat sakral dari segala bentuk kesenian. Lihat saja, sesuatu yang tak bisa dinyatakan pelukis, bisa dijelaskan oleh penyair melalui rangkaian kata.

Sesuatu yang sulit dinyatakan penyair, ternyata bisa dijelaskan secara gamblang oleh musisi dengan lagu dan musiknya.

Sudah masyhur di kalangan para sufi, bahwa musik tidak semata bunyi-bunyian. Ia adalah ekspresi keharmonisan yang melimpah ruah dari seluruh alam semesta.

Hal inilah kemudian menjadi rahasia dan kekuatan bagaimana musik mampu menyentuh kalbu pendengarnya menuju satu tujuan, Sang Pencipta.

Musik juga kesenian surgawi. Dari musik yang dicipta oleh sosok yang mampu menembus dimensi spiritual, musik bisa membawa siapa saja yang mendengarkannya dapat bebas melihat Tuhan dari segala bentuk dan penjuru pemikiran.

Sementara itu, Sastro Adi, musisi sekaligus ​​Aktivis Lembaga Seni Budaya Muslim Indonesia (Lesbumi) dan salah satu Pimpinan Pusat Pagar Nusa menjelaskan, spiritual pada lagu-lagu dan musiknya. Sosok yang mewakafkan dirinya mencipta lantunan lagu serta musik yang mampu menggetarkan sanubari. Menuntun setiap telinga yang mendengarkannya mengaktifkan syaraf-syaraf ketauhidan menuju dimensi ketuhanan yang begitu dalam.

“Suluk Musyahadah dan Cinta Gus Sastro Adi adalah konser dan bentuk apresiasi kecil terhadap mahakarya yang bertumpu pada rasa cinta kepada Allah dan Nabi Muhammad,” katanya.

Tajuk konser yang akan digelar pada Rabu, 27 April 2022 di Taman Sunan Jogo Kali Surakarta ini diambil dari salah satu lagu Gus Sastro Adi; Musyahadah Cinta.

Musyahadah cinta sejatinya adalah kisah perjalanan tauhid seorang hamba menuju Tuhan-nya. Sebuah keniscayaan dalam mencari Tuhan, sebelum ia mengenal jati diri dalam fitrah sesungguhnya, barulah ia akan menemukan begitu dekatnya Tuhan, bahkan melebihi cinta dan hidup itu sendiri. Sebagaimana digambarkan pada permulaan lirik lagu, Man arafa nafsahu faqad arafa rabbahu.

Kata Musyahadah sendiri serumpun dengan kata Syahada, syahida yang berarti bersaksi, melihat, menghadiri, lantas apa yang disaksikan atau dilihat? tidak lain adalah kasih sayangnya Allah, alam semesta yang tergelar ini, nafas, detak jantung apapun yang kita dengar, lihat dan rasakan, sejatinya menunjukkan bahwa segalanya diadakan dan dipelihara oleh Allah. Lantas apa yang menjadikan kita terhijab-terhalangi akan kebenaran sejati? Bisa jadi ke-Aku-an kitalah yang menjadi penghalang terbesar menuju Allah, lagu Musyahadah Cinta ini seolah menjadi cermin mawas diri bahwa kita itu

Suluk musyahadah cinta juga dimeriahkan oleh Wafiq Azizah, Ega HQ , Abdullah wong dadang W Saputra dan NU PRO.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan