Surakarta, Kabarjoglo.com – Pagelaran wayang kulit terbesar yang digelar secara serentak di 78 titik menjadi puncak dari perayaan Hari Ulang Tahun Tentara Nasional Indonesia ke – 78, salah satunya digelar di Lapangan Dirgantara, Lanud Adi Soemarmo dengan Lakon Bimo Krido dengan Dalang Ki Margono Prasetyo, S.Sn (Gogon). Jumat (06/10/2023).
Pagelaran wayang dalam rangka memperingati HUT TNI ke – 78 ini digelar di 78 titik baik Nasional maupun Internasional, antara lain 75 titik di seluruh Indonesia dan 3 titik di Amerika, Suriname dan Malaysia.
Turut hadir dalam kegiatan Komandan Lanud Adi Soemarmo, Marsekal Pertama TNI Ridha Hermawan, SH, M.Han., Komandan Depohar 50, Kapolres Boyolali, jajaran pejabat TNI dan Polri, jara pejabat Mupida, GM PT Angkasa Pura 1, para siswa Semata dan Setukpa, serta seluruh Masyarakat Solo Raya.
Marsma TNI Ridha dalam sambutannya menyampaikan “pagelaran wayang ini diselenggarakan sebagai bentuk kepedulian TNI dalam melestarikan warisan budaya luhur, sehingga para generasi penerus bangsa dapat mengenal dan memahami warisan adi luhung Bangsa Indonesia” terangnya.
Bimo Krido menceritakan tentang Bima atau Bimo yang mengamuk di Negeri Astinapura, bersama saudaranya Kresna yang telah berubah menjadi raksasa. Mereka berdua tidak menerima perintah Batara Guru, yang meminta agar Pandawa Lima mau menerima perdamaian dengan Kurawa.
Namun Bima dan Kresna tak mampu melawan Batara Guru yang sebenarnya merupakan seorang jelmaan Betari Durga. Bima dan Kresna akhirnya meminta bantuan Semar. Dimana Semar telah menjelma menjadi seorang Begawan Dewa Kasimpar. Peperangan besar inilah yang kemudian dikenal dengan sebutan Perang Baratayudha.
Di akhir sambutannya, Danlanud Adi Soemarmo berpesan “seluruh kebajikan dari lakon ini diharapkan dapat teraktualisasi dan terinternalisasi dalam kehidupan sehari-hari dalam rangka memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa di tengah-tengah kebhinekaan” tutupnya.