Magelang – Dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, acara bertema “Napak Bumi Ngayuh Kahyangan” digelar dengan penuh semarak. Prof. Agus Purwantoro, M.Sn., yang akrab disapa Goespoer, menghadirkan pentas wayang godhong di Tol Kahyangan, Magelang. Pertunjukan unik ini menggabungkan seni wayang dengan pesan-pesan lingkungan yang mendalam, menarik perhatian berbagai kalangan, mulai dari akademisi, pejabat, hingga masyarakat umum.
Tol Kahyangan, yang terkenal dengan panorama alamnya yang indah, menjadi latar sempurna bagi pentas wayang godhong. Rektor Universitas Tidar, Prof. Dr. Sugiyarto, M.Si., menegaskan bahwa lahan wisata Tol Kahyangan perlu didukung dengan lingkungan yang baik untuk mempertahankan daya tariknya.
Prof. Agus Purwantoro, seorang seniman dan akademisi terkemuka, menggunakan daun-daun sebagai bahan utama wayangnya. Wayang godhong ini tidak hanya menampilkan estetika yang memukau, tetapi juga menyampaikan pesan penting tentang pelestarian lingkungan. Dalam pertunjukan kali ini, Ia mengangkat lakon “Ijo Royo-Royo”, yang mempresentasikan kesuburan dan kemakmuran sebagai anugerah Tuhan untuk kehidupan manusia. Pemandangan di Kawasan Tol Kahyangan Wonolelo, yang sebagian besar warganya adalah petani sayur, menjadi simbol kesuburan dan kemakmuran alam.
“Bumi Ijo Royo-Royo Wonolelo ini memiliki makna kesakralan dan keilahian yang dapat mengilhami segalanya, mulai dari perasaan takut, kagum, hingga perenungan yang khidmat,” papar Goespoer (5/6).
Melalui seni, Goespoer berharap dapat menyentuh hati masyarakat dan mengajak mereka lebih peduli terhadap lingkungan, sehingga keindahannya bisa terus dinikmati. Selain pertunjukan wayang, acara ini juga dimeriahkan oleh Kesenian Jalantur oleh warga Desa Wonolelo, Magelang. Partisipasi aktif dari masyarakat menunjukkan kesadaran dan kepedulian mereka terhadap pentingnya menjaga kelestarian alam.
Di akhir pertunjukan, Goespoer menyampaikan harapannya, “Melalui pertunjukan wayang godhong ini, kita diajak untuk membuka dan menumbuhkan wawasan lokal tentang keakraban visual antara manusia dengan alam melalui harmonisasi zikir-zikir spiritual, dendang seni, dan tarian trance.”
Perayaan Hari Lingkungan Hidup Sedunia di Tol Kahyangan juga diisi dengan penanaman 2.000 bibit pohon alpukat, kerja sama antara Universitas Tidar, Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Negeri Kahyangan, PT. Tri Mulia Sentosa (TMS), dan Petanesia. Penanaman pohon ini menjadi simbol komitmen bersama untuk menjaga bumi tetap hijau. Acara ini diharapkan dapat menginspirasi lebih banyak orang untuk menggunakan kreativitas dan seni dalam kampanye pelestarian lingkungan, serta memberikan dampak positif bagi generasi mendatang.