Bali – Mapala Arcapada Universitas Slamet Riyadi Surakarta telah sukses melaksanakan kegiatan Ekspedisi Spesialisasi dengan 10 ekspeditor dari anggota muda. Mereka terbagi dalam tiga divisi yaitu Rock Climbing, Caving (Susur Goa), dan Gunung Hutan. Divisi Gunung Hutan menjelajah dari Hutan Banyupoh, Kabupaten Buleleng hingga Desa Penyaringan, Kabupaten Jembrana, Bali.
Ekspedisi ini berlangsung selama 10 hari, dari 19 hingga 28 Juni 2024. Tim Gunung Hutan terdiri dari empat anggota yaitu Arifin Rahmat Setiawan, Herlinda Dwi Septiani, Naya Zahrohmatul Salamah, dan Nabila Sasianitha, serta dua pendamping yakni Anang Yanuar Ilham dan Yudha Tegar Prakoso. Mereka menggunakan navigasi darat untuk menjelajah hutan dari Banyupoh hingga Penyaringan.
Ketua Pelaksana Ekspedisi Gunung Hutan, Arifin Rahmat Setiawan, mengatakan bahwa kegiatan ini telah direncanakan dan dipersiapkan selama satu bulan. Persiapan meliputi peningkatan fisik dan stamina, pemantapan materi, perizinan, dan pengumpulan informasi terkait tempat yang akan dijelajahi.
“Kegiatan pertama yang kami lakukan adalah menjelajah alam menggunakan alat navigasi seperti peta, protaktor, dan kompas. Perjalanan dimulai dari Bendungan Banyupoh dan terus menyusuri lebatnya hutan belantara. Selama perjalanan, kami disuguhkan pemandangan asri yang belum banyak terjamah oleh manusia. Di sana terdapat sungai lebar dengan ikan dan udang yang bisa dimanfaatkan untuk memancing. Tempat ini sangat cocok untuk dieksplorasi karena banyak flora dan fauna yang dapat dimanfaatkan, seperti dahan dan daun untuk membuat bivak alam, serta ikan dan udang yang bisa dikonsumsi,” ungkap Arifin.
Kegiatan kedua adalah Eksplorasi Budaya. Tim mengunjungi Sanggar Tari Duta Amertha di Desa Adat Ubung, Denpasar, Bali, untuk mempelajari Tari Sekar Jempiring, tarian maskot Kota Denpasar yang biasanya ditampilkan sebagai tarian penyambutan.
“Tari Sekar Jempiring ini biasanya ditampilkan sebagai tari penyambutan di sebuah acara,” ungkap Ibu Man, pengelola Sanggar Tari di Desa Adat Ubung, Denpasar. “Tari Sekar Jempiring terinspirasi dari Bunga Jempiring yang banyak tumbuh di Kota Denpasar. Bunga Jempiring memiliki ciri khas mahkota bunga putih yang tersusun rapi di antara daun hijau pekat. Warna putih tersebut melambangkan kesucian dan kejernihan pikiran,” imbuhnya.