Sleman, 15 September 2024, dalam rangka Sambang Jejamuan, para seniman muda mendatangi Kampung Jamu Gesikan, Merdikorejo, Sleman untuk bersama-sama belajar tentang warisan budaya jamu. Kegiatan ini merupakan salah satu bagian dari Jejamuan Art Project (JAP), yaitu rangkaian kegiatan penciptaan dan pameran karya seni bertema budaya jamu. Sambang Jejamuan dilaksanakan selama 2 hari 1 malam dari Sabtu, 14 September hingga Minggu, 15 September 2024. Para seniman muda yang berjumlah lebih dari 20 orang ini akan menginap dan berinteraksi untuk menggali berbagai pengetahuan dengan masyarakat perajin jamu.
M Yusril Mirza, Kurator Jejamuan Art Project berharap dengan hadirnya para seniman muda ke Kampung Jamu Gesikan, dapat menjadi ajang pengenalan warisan budaya Jamu kepada generasi muda. “Sejak awal, tujuan utama Jejamuan Art Project tidak hanya pada kegiatan pameran yang berisi karya seni saja. Melainkan dengan menemui para pembuat jamu di lingkungan tempat tinggalnya, maka para seniman muda dapat mengenali langsung, proses pembuatan jamu beserta berbagai situasi menarik dan intrik dari dinamika kehidupan pembuat jamu. Sehingga para seniman muda dapat mengekspresikan segala hal yang dialaminya selama berada di Kampung Jamu ke dalam bentuk karya seni yang penuh dengan narasi pesan edukatif dan reflektif.” jelasnya.
Senada dengan itu Ketua Panitia, Antonius Aditya Jatmika menjelaskan bahwa Jejamuan Art Project menjadi upaya inisiatif pengembangan budaya jamu ke ranah objek pemajuan kebudayaan yang lebih luas, yaitu seni. “Meski telah menjadi Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) UNESCO, rupanya jamu mulai terancam dan mengalami situasi yang cukup rentan. Seperti masih mendapat kesan pahit dan kurang enak untuk dikonsumsi bagi kalangan muda. Sehingga menurunkan minat bagi kalangan tersebut untuk berkenalan dan mengeksplorasi jenis-jenis jamu yang lain. Melalui Jejamuan Art Project, selain bertujuan mengenalkan jamu dalam bentuk lain, berupa representasi karya seni. Diharapkan dapat menumbuhkan daya tarik kalangan muda untuk ikut menghidupkan budaya jamu dalam lintas multidisiplin, salah satunya bidang seni” imbuhnya.
Dalam kegiatan Sambang Jejamuan di Kampung Jamu Gesikan, para seniman muda diajak untuk mengikuti berbagai kegiatan mulai dari menonton film dokumenter jamu, dialog dan diskusi bersama perajin jamu, serta membuat jamu secara langsung. Bahkan kegiatan tersebut, menurut keterangan para seniman muda menjadi pengalaman pertama mereka berada di Kampung Jamu. Kegiatan ini selain diikuti oleh para seniman muda dari kalangan mahasiswa sekitar Jogja, juga terdapat seniman yang berasal dari luar provinsi, seperti Solo, Boyolali, Kendal, dan Garut.
Salah satu seniman muda, Beatrix Riris yang berasal dari Kendal mengungkapkan apresiasi yang sebesar-besarnya terhadap kegiatan Sambang Jejamuan. “Luar biasa, saya bisa bergabung pada kegiatan yang keren ini. Karena selama 2 hari 1 malam di Kampung Jamu Gesikan, saya mendapatkan pengalaman berharga yang mulanya saya pikir membuat jamu itu mudah, namun ternyata tidak sesederhana itu. Jadi kami, anak-anak muda di sini bisa belajar bahwa apapun yang kita buat seharusnya dengan hati, seperti yang diajarkan dalam proses pembuatan jamu berkualitas oleh masyarakat perajin Jamu di Gesikan. Dan semoga dari sini bisa menghasilkan berbagai karya seni yang bagus” ungkapnya.
Diharapkan dari Sambang Jejamuan di Kampung Jamu Gesikan, para seniman muda dapa memperoleh wawasan dan pengetahuan tentang budaya jamu. Sehingga dapat menghasilkan berbagai karya seni yang akan dipamerkan pada tanggal 16-22 Oktober 2024 di The Ratan Art Space, Panggungharjo, Bantul. Selama pameran karya seni ini, juga akan dimeriahkan dengan diskusi karya seni dan workshop pembuatan jamu yang terbuka bagi kalangan umum.