Surakarta – Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Mas Said Surakarta menggelar peluncuran *Wayang Babad Kartasura*, yang menyajikan kisah perjalanan dan nilai-nilai bersejarah Keraton Kartasura. Acara ini disambut antusias oleh para tokoh budaya dan masyarakat yang berkomitmen menghidupkan kembali sejarah Kartasura sebagai salah satu pusat peradaban Islam dan kebudayaan Jawa.
KRT Djuyamto Rekso Pradoto, SH, MH membuka acara dengan menyampaikan penghargaan atas gotong royong warga dalam pelestarian budaya. “Saya kagum dengan semangat rukun yang diwariskan para leluhur dan harus kita wariskan pada generasi muda,” ujarnya. Djuyamto juga berbagi pengalaman pribadi tentang usahanya dalam melestarikan situs-situs bersejarah di Kartasura.
Menurut Djuyamto, gagasan peluncuran *Wayang Babad Kartasura* didorong oleh keinginan untuk mengabadikan nilai-nilai Kartasura, sekaligus memperkuat penghormatan generasi penerus terhadap warisan nenek moyang. Ia menekankan pentingnya acara budaya seperti wayangan dan sadranan untuk menjaga identitas dan spiritualitas masyarakat Jawa.
Diskusi budaya ini dimoderatori oleh Halilintar Cakra, S.Sn, M.Sn, dengan narasumber utama seperti Sri Nalendra Kalasebo, budayawan Jawa Tengah, Dr. Rudy Wiiratama, S.IP, MA, Satrio Dwicahyono, M.Sc, MA, dan Ki Wahyu Dunung Raharjo, S.Sn. Mereka mengulas pentingnya melestarikan tradisi budaya sebagai identitas di tengah perubahan zaman. “Warisan budaya bukan sekadar peninggalan, tetapi amanah yang harus kita rawat dan teruskan kepada generasi berikutnya,” ujar Sri Nalendra.
Acara ini menjadi refleksi mendalam bagi tokoh masyarakat dan generasi muda yang diharapkan siap melanjutkan pelestarian budaya Kartasura.