Yogyakarta – Dalam era modernisasi yang terus berkembang, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Marching Band Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil menyelenggarakan pagelaran akbar bertajuk Pangupajiwa: Marta Sang Mahapatih Gadjah Mada. Acara ini digelar bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan pada 10 November 2024, mengusung kisah heroik Mahapatih Gadjah Mada dalam menyatukan Nusantara. Pagelaran tersebut dikemas dalam bentuk Marching Show Theatrical dan diselenggarakan di panggung terbuka Ramayana Ballet Prambanan, akhir pekan lalu, untuk memperingati 45 tahun berdirinya Marching Band UGM.
Pagelaran ini bukan hanya menampilkan pertunjukan yang memukau, tetapi juga menyuarakan semangat pelestarian budaya tradisional melalui kolaborasi seni spektakuler. Acara ini melibatkan vokalis Gutami Hayu Pangastuti, teater dari SMA Negeri 2 dan SMA Negeri 3 Yogyakarta, mahasiswa Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, serta Unit Kesenian Jawa Gaya Surakarta UGM.
Menghidupkan Kisah Gadjah Mada Melalui Kolaborasi Seni
Pagelaran Pangupajiwa sukses menghadirkan kisah epik perjalanan hidup Mahapatih Gadjah Mada, tokoh legendaris yang dikenal dengan keberaniannya menyatukan Nusantara. Dengan perpaduan musik marching band yang enerjik, vokal merdu Gutami Hayu Pangastuti, dan dramatisasi mendalam oleh kolaborasi teater, pertunjukan ini berhasil menghidupkan sejarah dan budaya Jawa dalam format yang luar biasa.
Musik marching band dari UKM Marching Band UGM menjadi elemen utama yang menggerakkan emosi penonton. Penampilan mereka tidak hanya menyajikan harmoni yang dinamis, tetapi juga menghadirkan atmosfer mendalam di setiap babak perjalanan sang Mahapatih. Kolaborasi mereka dengan Unit Kesenian Jawa Gaya Surakarta UGM turut memperkuat nuansa tradisional di tengah semarak musik marching band.
Vokalis Gutami Hayu Pangastuti menambah warna pada pagelaran ini dengan suara yang menggetarkan hati, membawakan lagu-lagu tradisional yang sarat pesan heroik dan nilai-nilai filosofi kehidupan Gadjah Mada. Sementara itu, kolaborasi teater dari SMA Negeri 2 dan 3 Yogyakarta, serta mahasiswa ISI Yogyakarta, memvisualisasikan konflik dan perjalanan hidup Gadjah Mada dengan sangat apik, menciptakan pengalaman teater yang menggugah.
Ramayana Ballet Prambanan: Latar Sempurna
Keindahan Candi Prambanan menjadi latar epik bagi pagelaran ini. Panggung terbuka Ramayana Ballet menghadirkan suasana sakral yang mendukung pengisahan kisah heroik Gadjah Mada. Penonton yang hadir tidak hanya terpukau oleh visual pertunjukan, tetapi juga merasakan kedalaman cerita dalam setiap adegan dan alunan musik.
Marching Band UGM: Pelopor Pelestarian Budaya di Era Modern
Sebagai unit kegiatan mahasiswa, Marching Band UGM berhasil membuktikan bahwa seni tradisional dapat tetap hidup dan relevan di era modern. Melalui *Pangupajiwa*, mereka menunjukkan bahwa mahasiswa memiliki peran besar dalam melestarikan seni dan budaya lokal.
“Sebagai generasi muda, kami merasa penting untuk melestarikan warisan budaya kita, terutama di tengah modernisasi. Kami ingin menunjukkan bahwa kesenian tradisional Jawa tetap memiliki tempat yang kuat di hati masyarakat,” ujar Manajer Umum Marching Band UGM.
Hujan yang Menambah Kesan Dramatis
Momen paling emosional terjadi ketika hujan deras turun pada akhir pagelaran, bertepatan dengan adegan yang menggambarkan akhir hayat Gadjah Mada. Hujan tersebut seolah menjadi simbol kesedihan mendalam atas berpulangnya sang Mahapatih, menciptakan kenangan tak terlupakan bagi para penonton.
Pesan untuk Masa Depan Seni dan Budaya
Pagelaran ini tidak hanya sekadar hiburan, tetapi juga menjadi pengingat akan pentingnya melestarikan sejarah dan budaya Indonesia. Melalui kisah Gadjah Mada, *Pangupajiwa* menyampaikan penghormatan terhadap perjuangan pahlawan bangsa dan menyerukan pelestarian nilai-nilai luhur budaya Jawa di tengah arus globalisasi.
Keberhasilan pagelaran ini diharapkan membuka jalan bagi lebih banyak kolaborasi seni serupa, melibatkan berbagai kalangan dari mahasiswa hingga komunitas seni profesional. Selain itu, kegiatan seperti ini diharapkan terus memberikan dampak positif terhadap pengembangan seni pertunjukan di Indonesia dan menginspirasi generasi muda untuk lebih mencintai budaya lokal.
Dengan suksesnya Pangupajiwa: Marta Sang Mahapatih Gadjah Mada, Marching Band UGM telah membuktikan bahwa seni dan budaya Indonesia tidak hanya berharga untuk dikenang, tetapi juga layak untuk terus dirayakan.