Kolaborasi Lintas Sektor Wujudkan Swasembada Pangan untuk Kesejahteraan Masyarakat

{"data":{"pictureId":"bf298d0498134e6491b251e0c40f0329","appversion":"5.3.0","stickerId":"","filterId":"","infoStickerId":"","imageEffectId":"","playId":"","activityName":"","os":"android","product":"retouch","originAppId":"7356","exportType":"","editType":"","alias":"","enterFrom":"enter_launch","capability_key":[],"capability_extra":{}},"source_type":"hypic","tiktok_developers_3p_anchor_params":"{"client_key":"awgvo7gzpeas2ho6","template_id":"","filter_id":[]}"}

Jakarta – Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto berkomitmen untuk mewujudkan Indonesia yang lebih maju dan sejahtera melalui program Asta Cita. Langkah strategis ini difokuskan pada penguatan sistem pertahanan keamanan negara serta kemandirian bangsa, dengan penekanan pada swasembada pangan, energi, serta pengembangan ekonomi kreatif dan hijau.

Pentingnya literasi dan edukasi bagi masyarakat menjadi kunci dalam mendukung langkah pemerintah mencapai ketahanan pangan melalui sinergitas lintas sektor. Akademisi Universitas Persada Indonesia YAI, Nurina, S.T., S.Ab., M.M., yang juga seorang konten kreator, mengapresiasi komitmen pemerintah dalam memperkuat cadangan pangan nasional.

“Penguatan cadangan pangan merupakan langkah strategis yang sangat penting dalam menghadapi tantangan global saat ini. Perubahan iklim, gejolak harga pangan dunia, dan risiko bencana alam menuntut respons proaktif dan terukur. Cadangan pangan yang memadai bukan hanya sekadar buffer terhadap fluktuasi eksternal, tetapi juga fondasi bagi ketahanan pangan nasional yang berkelanjutan,” ujar Nurina pada Senin, 24 Februari 2025.

Ia juga menekankan pentingnya dukungan terhadap program Asta Cita demi kesejahteraan masyarakat. “Inisiatif seperti yang tercermin dalam program Asta Cita menekankan peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui ketahanan pangan, yang merupakan langkah patut didukung,” tambahnya.

Dosen Teknik Industri YAI tersebut juga menyoroti pentingnya implementasi yang efektif dan transparan. “Keberhasilan program ini tidak hanya bergantung pada alokasi sumber daya, tetapi juga pada implementasi yang inklusif. Penguatan ekosistem pangan nasional memerlukan pendekatan multidimensional yang melibatkan inovasi teknologi, peningkatan kapasitas petani, serta kolaborasi lintas sektor yang erat,” ungkapnya.

Senada dengan Nurina, akademisi Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Jeki, S.P., M.Sc., juga menegaskan pentingnya penguatan cadangan pangan untuk mendukung ekosistem pangan nasional dan kesejahteraan masyarakat.

“Cadangan pangan yang memadai membantu menghadapi tantangan global seperti perubahan iklim dan fluktuasi harga pangan dunia. Dengan sistem yang kokoh, kita dapat menjaga ketahanan pangan nasional serta mendorong kesejahteraan masyarakat,” sebutnya.

Jeki menambahkan bahwa sinergitas lintas sektor menjadi faktor utama dalam keberhasilan program swasembada pangan. Pemerintah bersama elemen masyarakat, termasuk petani, akademisi, sektor swasta, serta TNI-Polri, harus bekerja sama memastikan produksi pangan yang mencukupi dan berkelanjutan.

“Selain meningkatkan produksi pangan, perbaikan rantai distribusi dan penciptaan iklim investasi yang kondusif di sektor pertanian juga menjadi prioritas. Pemerintah memiliki peran strategis dalam kebijakan pertanian dan pangan, mulai dari subsidi pupuk, penyediaan benih unggul, hingga penyuluhan dan pendampingan bagi petani,” jelasnya.

Menurutnya, pembangunan infrastruktur pertanian seperti irigasi, jalan tani, dan penyimpanan hasil panen harus ditingkatkan guna menunjang produktivitas. “Sinergitas lintas sektor dalam mewujudkan swasembada pangan bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga seluruh elemen masyarakat. Dengan bersatu padu, kita dapat mencapai swasembada pangan yang berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tutupnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan