HTTS 2025 di Surakarta: Gerakan “Lindungi Anak dari Perokok Pemula” Gaungkan Sekolah dan Fasilitas Kesehatan Bebas Rokok.

Surakarta – Dalam rangka memperingati Hari Tanpa Tembakau Sedunia (HTTS) 2025, Yayasan KAKAK bersama Dinas Kesehatan Kota Surakarta menggelar serangkaian kegiatan bertema “Lindungi Anak dari Perokok Pemula” di Pendhapi Gedhe Balaikota Surakarta. Kegiatan ini juga melibatkan organisasi anak muda Pemuda Penggerak serta Dinas Pendidikan Kota Surakarta sebagai bentuk kolaborasi lintas sektor dalam mendorong perlindungan anak dari bahaya rokok.

HTTS yang diperingati setiap 31 Mei, merupakan momentum global yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk meningkatkan kesadaran tentang dampak produk tembakau terhadap kesehatan manusia, masyarakat, dan lingkungan. Indonesia sendiri menghadapi krisis konsumsi rokok, dengan data WHO menyebutkan bahwa negara ini merupakan pasar rokok terbesar ketiga di dunia setelah Tiongkok dan India. Setidaknya 235.000 orang meninggal setiap tahun akibat rokok.

Data dari Riset Kesehatan Dasar 2018 menunjukkan bahwa 33,8% penduduk Indonesia adalah perokok aktif. Ironisnya, angka perokok usia 10–18 tahun meningkat dari 7,1% pada 2013 menjadi 9,1% pada 2018. Survei Yayasan KAKAK dan Pemuda Penggerak bahkan mencatat bahwa 56% perokok anak mulai merokok sebelum usia 12 tahun.

Mengangkat tema “Lindungi Anak dari Perokok Pemula,” peringatan HTTS 2025 menggarisbawahi pentingnya menciptakan lingkungan yang aman bagi anak dari pengaruh rokok, termasuk di sekolah. Selama 6–8 jam sehari, anak berada di sekolah, sehingga institusi pendidikan menjadi garda depan dalam upaya perlindungan. Untuk itu, dicanangkanlah program Sekolah Keren Tanpa Rokok, yang mengedepankan kebijakan internal sekolah, pembentukan Satgas Kawasan Tanpa Rokok (KTR), penyediaan sarana-prasarana, serta media edukasi bahaya rokok.

Sekolah yang telah menerapkan program ini akan mendapatkan apresiasi atas komitmen dan aksi nyatanya. Tak hanya itu, fasilitas kesehatan yang konsisten menerapkan Kawasan Tanpa Rokok juga mendapat pengakuan sebagai model kepatuhan dan pelopor dalam implementasi kebijakan bebas rokok.

Sebagai bentuk pelibatan anak dalam kampanye anti rokok, digelar pula kompetisi kreatif, seperti lomba poster edukatif tentang bahaya rokok untuk siswa SD dan SMP, serta kompetisi *dance* bertajuk “Keren Tanpa Rokok.” Karya-karya terbaik akan ditampilkan dalam kegiatan puncak HTTS 2025.

Kegiatan ini menegaskan pentingnya peran anak dalam upaya pencegahan perokok pemula dan memperkuat ekosistem perlindungan melalui edukasi, kampanye, serta keteladanan dari sekolah dan fasilitas kesehatan. Harapannya, semangat “Keren Tanpa Rokok” tidak hanya berhenti di peringatan tahunan, melainkan menjadi gerakan berkelanjutan di seluruh elemen masyarakat.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan