KARANGANYAR, KABARJOGLO — Di tengah keterbatasan akses dan nilai jual singkong yang rendah, sekelompok warga di Desa Jumapolo, Kabupaten Karanganyar, memilih untuk tidak tinggal diam. Mereka berinovasi dengan mengolah singkong menjadi berbagai produk bernilai jual tinggi, mulai dari rengginang singkong, balung ketek, hingga tepung mokav dan tiwul.
“Awalnya, kami prihatin karena harga singkong mentah sangat murah. Maka kami berpikir, bagaimana caranya agar singkong ini punya nilai lebih,” kata Sugi , penggerak usaha olahan singkong di Jumapolo, Jumat (24/5/2025).
Bersama ibu-ibu di desa, Sugi mulai merintis usaha kecil berbasis singkong lokal. Tak sekadar memproduksi, mereka juga membuka diri untuk kolaborasi, baik pelatihan, kerja sama produksi, hingga menyediakan tempat acara yang mereka sebut sebagai “learning room”.
“Kami terbuka untuk siapa pun yang ingin belajar atau berkolaborasi. Kalau belum punya NIB, jangan khawatir, di sini kami bantu fasilitasi,” ujar Sugi, sembari menyebut peran aktif seorang rekan bernama Dewi Aminah Iswara Food dalam pengurusan legalitas UMKM.
Dalam hal pemasaran, produk olahan singkong jumapolo saat ini telah menjangkau kawasan Solo Raya. Namun mereka masih ingin memperluas jangkauan dengan dukungan jaringan dan promosi.
Selain menjual produk jadi, kelompok ini juga menyediakan bahan baku seperti tepung mokav rendah gluten bagi pelaku UMKM lain, termasuk yang memproduksi kue dan roti secara mandiri.
“Intinya, mari kita sama-sama berbagi, saling melarisi, dan saling menguatkan. Singkong ini bisa jadi kekuatan ekonomi jika kita olah bersama-sama,” ujar Sugi menutup perbincangan.