Solo – Taman Cerdas Parikesit, Kelurahan Gandekan, tampak berbeda pagi itu. Suara gamelan mengalun pelan, berpadu dengan gelak tawa anak-anak yang sibuk mempersiapkan penampilan. Di salah satu sudut, beberapa bocah duduk melingkar, menikmati makan bersama dalam kegiatan “dulang bareng” khusus bagi anak-anak stunting. Sementara itu, di meja panjang, anak-anak SD dan PAUD sibuk membentuk tanah liat menjadi berbagai karya kreatif dalam workshop lepung.
Semua itu adalah bagian dari Galeri Seni Gandekan 2025, kegiatan tahunan yang kini memasuki tahun kedua penyelenggaraan. Selama tiga hari, mulai Selasa hingga Kamis, berbagai sekolah di Gandekan memamerkan karya, bakat, dan kreativitas siswanya.
Lurah Gandekan Sugeng Sarwono, dalam sambutannya, menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar acara hiburan. “Harapannya, Taman Cerdas benar-benar bisa difungsikan secara maksimal oleh sekolah-sekolah. Ini sudah dua tahun kami adakan, dan alhamdulillah, lembaga pendidikan di sini, mulai PAUD hingga SD, terlibat aktif,” ujarnya.
Tema yang diusung tahun ini, “Anak Sehat, Generasi Indonesia Kuat”, bukan tanpa alasan. Ketua Panitia menjelaskan, Galeri Seni bertujuan menjalin silaturahmi antara Forum Kelurahan Layak Anak (KLA) dan masyarakat, melestarikan seni budaya lokal, serta mengasah kecerdasan emosional anak. “KLA Gandekan punya slogan: berbudi luhur, mandiri, dan responsif. Kami ingin nilai itu tertanam kuat pada anak-anak,” katanya.
Kegiatan ini juga mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Kota Surakarta. Wali Kota yang berhalangan hadir, diwakili oleh Venessa Respati selaku Ketua Tim Penggerak PKK Kota Surakarta , yang membacakan sambutan resmi. Dalam pesannya, Wali Kota menekankan bahwa Galeri Seni Gandekan adalah bagian dari upaya revitalisasi Taman Cerdas Parikesit. “Taman ini bukan hanya menjadi ruang bermain, tapi juga pusat kreativitas, pembelajaran, dan interaksi sosial yang ramah anak, termasuk bagi anak berkebutuhan khusus,” ujarnya.
Lebih dari sekadar menampilkan karya, Galeri Seni menjadi ruang belajar yang berharga. Anak-anak diajak bekerja sama, menghargai perbedaan, percaya diri, dan berani tampil. Lewat seni, mereka belajar bahwa proses sama pentingnya dengan hasil.
Venessa menutup sambutannya dengan ajakan agar kegiatan ini menjadi inspirasi bagi sekolah dan kelurahan lain. “Anak-anak yang hadir di sini adalah calon pemimpin bangsa. Mari kita bimbing dengan kasih sayang, keteladanan, dan kesempatan luas untuk berkembang. Masa depan Surakarta ada di tangan mereka,” tegasnya.
Di tengah riuh sorak penonton yang menyambut penampilan tari tradisional dari salah satu SD, pesan itu terasa hidup. Galeri Seni Gandekan bukan sekadar perayaan seni, tapi juga investasi masa depan membangun generasi yang sehat, kreatif, dan mencintai budayanya sendiri.






