Drone Pertanian dan Pupuk Organik: Sinergi Teknologi dan Alam dari Klaten Menuju Revolusi Hijau Indonesia

Dari Desa Sidowarno, kolaborasi PT Agro Maha Sida, Cheonpung Korea, dan mitra lokal menandai babak baru pertanian modern berbasis efisiensi, ramah lingkungan, dan regenerasi petani muda.

Klaten – Di tengah gempuran era digital dan perubahan iklim global, langkah kecil dari Desa Sidowarno, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten, menjadi sinyal besar bagi masa depan pertanian Indonesia. Melalui acara bertema “Teknologi dan Alam Bersinergi: Menuju Pertanian Modern dan Berkelanjutan”, PT Agro Maha Sida bersama mitra Korea dan Indonesia memperkenalkan inovasi drone pertanian serta pupuk organik cair kepada para petani lokal, Sabtu (11/10/2025).

Kegiatan yang berlangsung di Victoria Garden Lounge Bar Klaten ini tidak sekadar menjadi ajang demonstrasi teknologi, melainkan juga membuka ruang dialog antara petani, penyuluh, dan pihak swasta mengenai arah baru pertanian berkelanjutan.
Didukung oleh Dinas Pertanian Kabupaten Klaten, kegiatan ini melibatkan sekitar 50 peserta dari kelompok tani, penyuluh lapangan, dan tokoh masyarakat.

Drone, AI, dan Harapan Baru Petani Muda

Laksamana Pertama Judijanto, staf khusus Kepala Staf Angkatan Laut, yang hadir sebagai narasumber, menilai teknologi drone merupakan jembatan strategis antara generasi muda dan sektor pertanian yang mulai ditinggalkan.

“Anak-anak muda sekarang bisa bertani tanpa harus turun ke sawah. Cukup di pinggir lahan, mainkan tombol, dan drone bekerja otomatis. Dari situ, mereka bisa lihat hasil dan pendapatan yang jauh lebih besar,” ujar Judijanto.

Menurutnya, drone pertanian tak hanya berfungsi untuk penyemprotan pupuk atau pengendalian hama, tapi juga mampu menebar benih dan melakukan fogging dengan teknologi ultrasonic yang mampu mengusir tikus dari lahan tanpa pestisida.

“Ini bukan hanya efisien, tapi juga ramah lingkungan. Teknologi tidak menggantikan alam, justru membantu alam agar tetap berkelanjutan,” tambahnya.

Ia juga mengungkapkan rencana pembentukan Indonesian Drone Academy pada Januari 2026 mendatang, sebagai sekolah pelatihan teknis dan analisis drone. Program ini diharapkan mencetak generasi petani digital yang siap mengelola pertanian dengan basis AI, IoT, dan blockchain.

Kolaborasi Internasional dari Klaten ke Dunia

Kegiatan ini merupakan hasil kerja sama PT Agro Maha Sida, Cheonpung Co. Ltd dari Korea sebagai penyedia teknologi drone, PT Virtual Gate Indonesia sebagai integrator sistem, dan CV Harmony Agro Industry selaku produsen pupuk organik cair.
Sinergi lintas negara ini diyakini dapat mempercepat transformasi pertanian Indonesia menuju efisiensi produksi dan kelestarian lingkungan.

“Klaten menjadi lokasi pertama di Indonesia yang mendapat kesempatan mencoba teknologi ini langsung dari Korea. Drone yang digunakan memiliki kapasitas 16 hingga 50 liter, dan bisa dimodifikasi sesuai kebutuhan, bahkan untuk angkut barang,” jelas Judijanto.

Suara Lokal: Harapan dari Sidowarno

Kepala Desa Sidowarno Joko Sumarno mengaku bangga daerahnya menjadi lokasi pertama penerapan uji coba drone pertanian ini.Dengan lahan pertanian seluas sekitar 45 hektare, ia berharap teknologi ini dapat menjawab berbagai persoalan klasik petani seperti waktu penyemprotan yang lama dan biaya tenaga kerja yang tinggi.

“Manfaatnya nyata sekali. Lebih cepat, penyemprotan merata, dan tentu lebih ekonomis dibanding cara manual,” ujarnya.

Syamsuddin Asyrofi Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Klaten, yang turut menjadi penggagas kegiatan, menilai kolaborasi ini menjadi simbol harmoni antara ilmu pengetahuan, spiritualitas, dan kehidupan sosial.

“Pertanian bukan hanya tentang hasil panen, tapi juga kesadaran kolektif untuk menjaga bumi. Teknologi yang digunakan hari ini menjadi contoh bagaimana iman dan inovasi bisa berjalan seirama,” ujarnya.

Dari Klaten untuk Pertanian Nasional

PT Agro Maha Sida menyebut kegiatan ini sebagai awal dari misi besar mereka membangun ekosistem pertanian berkelanjutan yang menggabungkan teknologi drone, pupuk organik, dan digitalisasi rantai pasok dari hulu ke hilir.

Tujuan jangka panjangnya adalah menciptakan sinergi antara pemerintah, swasta, dan kelompok tani agar proses pertanian Indonesia bisa lebih produktif, efisien, dan tetap menjaga keseimbangan alam.

“Kami ingin para petani memahami bahwa teknologi bukan ancaman, tapi alat untuk bertahan dan berkembang. Drone dan pupuk organik adalah dua simbol keseimbangan antara kemajuan dan kelestarian,” tutur perwakilan PT Agro Maha Sida.

Penutup: Langkah Kecil, Lompatan Besar

Klaten kini menjadi saksi awal bagaimana inovasi dan kearifan lokal bisa bersatu. Dari lahan Sidowarno, sinergi antara teknologi dan alam mulai menumbuhkan harapan baru: pertanian yang modern, mandiri, dan tetap menghormati bumi tempatnya tumbuh.

Sebagaimana disampaikan Judijanto di akhir sesi,“Teknologi tidak untuk menggantikan manusia, tapi untuk memuliakan kerja manusia. Dari sini, kita mulai menanam masa depan.” Tutupnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan