Surakarta, Kabarjoglo.com – Kantor Perwakilam Bank Indonesia (BI) Solo memutuskan untuk memperpanjang program beasiswa bagi mahasiswa di Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Surakarta, yang mulai diberikan tahun lalu.
Selain Unisri, di wilayah Soloraya ini hanya Universitas Sebelas Maret (UNS) dan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta yang mendapat beasiswa dari bank sentral tersebut. Kuotanya beasiswa bagi ketiga perguruan tinggi itu sama, yakni masing masing sebanyak 50 mahasiswa.
Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan Kerja Sama Dan Alumni Unisri, Dr Sutoyo, berterima kasih atas kepercayaan dari Bank Indonesia tersebut. Penandatanganan kerja sama program beasiswa antara Bank Indonesia dengan Unisri, menurut dia, bakal dilakukan Kamis (18/6).
“Ini sebuah kepercayaan, ini sebuah amanah. Kami berterima kasih dan akan menjaga kepercayaan ini dengan sebaik-baiknya ,” kata Sutoyo, Selasa (16/6).
Dalam penerimaan beasiswa itu, kata dia, Unisri hanya melakukan seleksi internal saja, untuk mengambil 200 mahasiswa dari berbagai fakultas yang mendaftar. Dari 200 mahasiswa itu akan diseleksi lagi oleh Bank Indonesia dan hanya diambil 50 orang sebagai penerima. Beasiswa akan diberikan dalam satu tahun atau dua semester.
Bagi mahasiswa yang sudah menerima periode sebelumnya, juga masih bisa untuk menadapatkan lagi beasiswa dari Bank Indonesia itu, tapi maksimal dua periode. “Hanya saja, mahasiswa itu juga harus lolos seleksi pada periode berikutnya,” tutur doktor lulusan UNS itu.
Sutoyo mengatakan, masyarakat khususnya para lulusan SMA/SMK/MA bisa memanfaatkan beasiswa dari Bank Indonesia tersebut dengan berkuliah di Unisri. Selain beasiswa dari Bank Indonesia, Unisri juga menyediakan banyak beasiswa bagi mahasiswa. Seperti beasiswa bidikmisi, BPMKM, PPA, dan beasiswa lainnya.
Terkait penerimaan mahasiswa baru, kata Sutoyo, sudah banyak orang yang mendaftar, baik langsung maupun online. Pendaftaran gelombang pertama akan ditutup 25 Juli. Namun setelah itu, Unisri akan membuka lagi pendaftaran lagi di gelombang kedua, tentu saja dengan uang gedung yang sudah berbeda.
“Untuk mahasiswa baru yang mendaftar di gelombang pertama hanya dikenakan uang gedung senilai Rp 4,5 juta,” tutupnya.