Klaten, Kabarjoglo.com – Kesehatan mental merupakan tema penting yang terus diperjuangkan untuk seluruh masyarakat, tak terkecuali para santri dan ustadz di pondok pesantren. Para santri yang berada jauh dari keluarga dan orangtua, disertai tuntutan belajar yang tinggi baik dalam hal akademik maupun agama, serta target dalam hafalan Alquran, berpotensi untuk mengalami masalah dalam kesehatan mentalnya. Oleh karena itu, para santri perlu memiliki kemampuan mengatasi masalah dan keterampilan sosial yang tinggi agar mereka bisa beradaptasi dengan berbagai situasi yang ditemui, sehingga tetap memiliki Kesehatan mental dan kesejahteraan psikologis yang optimal. Tim pengabdian masyarakat UMS yang terdiri dari 6 dosen dan 15 mahasiswa dari prodi Psikologi, Arsitektur, dan Pendidikan Islam, di bawah koordinasi Ibu Wisnu Sri Hertinjung, M.Psi, Psikolog, melakukan pengabdian di Pondok pesantren Tahfidzul Quran Ibnu Abbas klaten. Kegiatan inti berlangsung selama kurang lebih 2 pekan, mulai 12 hingga 26 Juni 2023. Kegiatan ini merupakan bentuk upaya promosi kesehatan mental di pondok pesantren, dengan rangkaian kegiatan inti berupa: 1) Pemetaan kondisi psikologis santri, 2) “Pelatihan Keterampilan Sosial: menjadi Santri dan Musryf yang FRESH”, 3) Advokasi terkait tata letak ruang fisik dan psikologis sehingga tercipta atmosfir pondok yang ramah dan bersahabat. Peserta pelatihan adalah 100 santri yang dibagi dalam 4 kelas, dan 1 kelas dengan 35 peserta yang diikuti oleh para ustadz dan pengasuh. Pelatihan ini sifatnya stimulan atau pilot project dimana diharapkan dapat membawa perubahan positif pada diri santri, ustadz ustadzah, dan para pengasuh, sehingga nantinya direkomendasikan sebagai kegiatan rutin di awal tahun ajaran baru. Para ustadz dan pengasuh yang telah mengikuti pelatihan ini, diharapkan menjadi pihak yang menjaga keberlangsungan program ini di kemudian hari. Dengan bekal pelatihan keterampilan sosial ini, maka santri akan lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan baru, dapat menerapkan nilai-nilai FRESH yang merupakan akronim dari friendly, respect, empathy, smile, dan humble, yang menjadi nilai-nilai sosial yang akan terus diterapkan di pondok ini, yang dicetuskan oleh salah seorang pengajar yaitu Ustadz Ali Hufron. Keberhasilan kegiatan ini tidak lepas dari tim trainer UMS yang handal, Ibu Dr. Nisa Rachmah Nur Anganthi, Ibu Dra. Partini, dan mahasiswa yang sudah terlatih menyajikan kegiatan ini dengan sangat menarik dan memotivasi, serta keterlibatan aktif dari semua panitia dan peserta.
Pelatihan ini dirasakan manfaatnya oleh para peserta baik santri maupun pengasuh. Mereka menilai bahwa metode pelatihan yang menarik dan interaktif, serta materi yang lengkap dan sangat relevan dengan keseharian santri dan pengasuh, memberikan wawasan yang benar mengenai dinamika remaja sehingga remaja tetap merasa nyaman dengan kondisi diri mereka, pengasuh lebih memahami dan memilih cara yang tepat dalam menangani persoalan santri. Selain itu materi tentang keterampilan sosial memotivasi mereka untuk memperbaiki cara bersikap dan berperilaku sehingga tercipta interaksi sosial yang lebih nyaman, hangat, dan saling menghargai. Pelatihan ini dapat pula diterapkan di pondok-pondok lain yang tersebar di berbagai penjuru tanah air, sehingga membantu meningkatkan kesehatan mental dan kesejahteraan psikologis para penghuni pondok pesantren. Kondisi sehat mental dan sejahtera secara psikologis, mendukung proses belajar mereka di pondok, dan memfasilitasi mereka untuk terus tumbuh menjadi pribadi muslim yang kaffah. Insya Allah