Musim Kemarau, 2 Desa di Wonogiri Dilanda Kekeringan

Wonogiri – KabarJoglo.com : Sejumlah desa di pracimantoro kekeringan di musim kering. Namun, hanya dua desa yang dilanda kekeringan parah yakni gambirmanis serta joho.

Badan penanggulangan bencana daerah (bpbd) wonogiri, memetakan terdapat sembilan desa yg kekurangan air bersih pada pracimantoro, antara lain gebangharjo, petirsari, gambirmanis, watangrejo, gedong, suci, glinggang, wonodadi serta joho.

Namun, camat pracimantoro, warsito, juga menegaskan bahwa tinggal gambirmanis serta joho yang mengalami kekeringan parah. Menurut beliau, 2 desa tersebut tidak ditemukan sumber air yg menghasilkan warga setempat kesulitan mendapatkan air bersih pada musim kemarau. “di dua desa itu juga tidak terdapat sumber air sama sekali,” jelasnya. (19/8/2017).

Warsito menambahkan lagi, sebenarnya masih ada 3 desa lainnya yang kekeringan, yaitu petirsari, watangrejo, dan godong. Tetapi ketiga desa itu tertolong sumber mata air yang masih dapat dipergunakan.

“seperti di daerah petirsari itu sekarang juga sudah ada mata air yang berasal dari luweng songo. Dan kami telah angkat dari luweng ke petirsari,” jelasnya.

Dia berkata, desa sumberagung, pracimantoro yg berbatasan menggunakan gunung kidul, bahkan sudah membentuk penampungan air yg tahan lama menggunakan bio membran pada embung mesu, sumberagung. “meskipun airnya asal menampung air hujan, namun hingga saat ini masih melimpah. Bahkan, airnya pun juga jernih,” ujarnya.

Struktur tanah di daerah pracimantoro, kata warsito, tanahnya berongga. Sang sebab itu, setiap air tiba di ekspresi dominan hujan mudah habis waktu kemarau tiba. Dengan adanya bio membran itu, air yang tertampung tak terserap tanah. Sebagai akibatnya lebih tahan lama .

Dia juga menilai, penerapan bio-membran pada embung mesu juga mampu sebagai model di sejumlah desa yang menjadi langganan kekeringan. Sehingga, kebutuhan air untuk masyarakat dapat dipenuhi. “tetapi hal itu bukanlah solusi mengatasi kekurangan air bersih, sebab, air embung pada umumnya hanya digunakan buat pertanian, minuman ternak, dan lainnya,” jelasnya.

Sementara itu, di desa pracimantoro sejumlah embung pula mengalami kekeringan, diantaranya embung timang, pracimantoro. Embung yang seluas ratusan meter itu juga hanya menyisakan beberapa meter genangan air. Embung itu telah kering sejak tiga bulan lalu.

Warga dusun tulangan, desa pracimantoro, ngatno (60), mengatakan bahwa keringnya embung itu membuat sawah petani tidak dapat ditanami. Menurutnya, para petani yang biasanya menggunakan air dari embung mesu buat mengairi sawah mereka memilih tidak bercocok tanam.

Meski begitu, sebagian tetap terdapat yg menanam palawija. “buat kebutuhan sehari-hari, warga biasanya tidak bergantung dari embung ini. Umumnya air embung ini hanya untuk minum ternak dan pertanian,” ujarnya. (red)

Sumber solopos.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan