STIE AUB Surakarta Gelar Talkshow Bersama Mentri Tenaga Kerja

STIE AUB Surakarta Gelar Talkshow Bersama Mentri Tenaga Kerja

Solo, Kabarjoglo.com – Ratusan mahasiswa AUB ikuti talkshow bersama mentri Tenaga kerja HJ. IDA FAUZIAH M.SI dengan tema ” Penyiapan Sdm Unggul dalam menghadapi era Industri Kreatif 4.0 dan dunia global” di Kampus 2 STIE AUB.jl mr.sartono.Surakarta.Selasa (10/03/20).

Dalam sambutan ketua yayasan AUB Dr.Anggoro Panji Nugroho SE, MM Tingginya angka pengangguran di Indonesia menjadi sorotan serius oleh masyarakat dunia.Setiap Tahun universitas atau sekolah tinggi dan akademik mencetak dan meluluskan sarjana baru.Alhasil ketidak seimbangan antara lulusan dengan peluang kerja menjadi problem yang harus dicari solusi akar permasalahannya.

Menambahkan Menaker RI dalam orasinya di depan mahasiswa dan dosen mengajak agar AUB meningkatkan pembelajaran keterampilan kepada calon sarjananya.Ditengarai AUB yang merupakan perguruan tinggi yang sudah meluluskan ribuan sarjana dan telah bekerja dibeberapa instansi baik negeri maupun swasta dan tidak sedikit pula yang menjadi pengusaha harus turut serta memikirkan dan berupaya membantu pemerintah agar perekonomian Indonesia semakin maju dan berkembang.

Menanggapi hal tersebut ketua PCNU Surakarta HM. Mashuri, SE, M.Si mengatakan angka pengangguran tinggi penyebab utamanya bukan masalah spesial skill tetapi lebih pada penyerapan tenaga kerja yang kurang optimal dikota/Kabupaten di Indonesia dan masih kurangnya lapangan pekerjaan yang menjadi sebab tidak seimbangnya lulusan sarjana dengan lapangan pekerjaan yang ada.

Semenjak otonomi daerah harusnya masing-masing kepala daerah kota/Kabupaten membuat regulasi baik perwali/perbub/perda untuk 80% menyerap pekerja lokal dalam semua sektor usaha yang ada dikota setempat dan benar benar diimplementasikan, kita masih melihat fakta dilapangan bahwa penduduk kota Surakarta siang dan malam lebih banyak siang, ini berarti masih banyak orang orang daerah yang lapangan pekerjaannya dikota Surakarta dan secara otomatis mempersempit lapangan pekerjaan bagi penduduk lokal/setempat kota Surakarta, karena faktanya masih tingginya pengangguran yang berbasis sarjana dikota Surakarta ini sebagai contoh.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan