Pro Kontra Pendidikan Pasca Pandemi COVID-19.

Surakarta, Kabarjoglo.com – Pro kontra pendidikan di negara kita pasca pandemi virus corona/covid-19. Persiapan normalisasi news membuat suasana hingar bingar dalam masyarakat.Dunia pendidikan bingung ada yang setuju jika pembelajaran face to face kembali digelar seperti semula, tetapi ada yang tidak setuju, dan berpendapat sebaiknya ditunda dulu sembari menunggu kepastian dari pemerintah bahwa virus corona sudah hengkang dari bumi pertiwi yang kita cintai ini.

Tapi kapan berakhir? Kita belum tahu, Kondisi pendidikan kita bagaikan benang merah, daring atau luring.Oh My God, pilih yang mana ini Guys, sudah siapkah kita jika pembelajaran dengan pola daring dengan waktu yang diperpanjang ? atau sudah siapkah kita jika pembelajaran dilaksanakan dengan pola luring atau face to face ? Sudah tersediakah infra struktur atau fasilitas yang mendukungnya.

Sebelum menjawab pertanyaan diatas, coba perhatikan, masih ingatkan ceritera Lebai Malang?
Coba dibaca, dipahami, dan dihayati cerita lebai Malang dibawah ini :
Pak Lebai adalah seorang guru agama yang tinggal ditepian sebuah sungai didaerah Sumatra Barat. Suatu hari, ia mendapat undangan pesta dari dua orang yang sama-sama kaya. Pak Lebai bingung, yang mana yang hendak didatanginya karena pesta itu berlangsung di waktu yang sama, di tempat berjauhan.

Jika ia datang ke undangan yang pertama, yakni di hulu sungai, tuan rumah akan memberinya 2 ekor kepala kerbau. Namun, masakan di sanan konon tidak enak. Lagipula, ia tak terlalu kenal dengan tuan rumah tersebut. Jika ia datang ke undangan kedua, ia akan menerima satu saja kepala kerbau. Namun masakannya enak. Di sana ia juga akan mendapatkan tambahan kue-kue. Lagipula, ia kenal baik dengan tuan rumah tersebut.

Kemudian pak Lebai mulai mengayuh perahunya. Namun, ia masih belum juga bisa membuat keputusan, undangan mana yang dipilihnya. Dengan ragu ia mulai mengayuh perahunya menuju hulu sungai. Di tengah perjalanan, ia mengubah rencananya, lalu berbalik menuju hilir sungai. Ketika hilir sungai sudah makin dekat, beberapa tamu terlihat sedang mengayuh perahu menuju arah yang berlawanan. Mereka memberitahukan pada Pak Lebai.

“Kerbau yang disembelih di hilir sangat kurus, Pak Lebai!”
Pak Lebai kemudian berbalik lagi ke hulu, mengikuti orang-orang itu. Sesampai di hulu, ah…. pesta ternyata sudah usai. Para tamu sudah tak ada. Makanan sudah habis. Pak Lebai lalu segera mengayuh perahunya lagi menuju hilir. Di sana pun sama, pesta juga baru saja usai. Sudah sepi, tak ada satu pun undangan yang terlihat. Pak Lebai pun lemas, juga karena kelelahan mendayung ke hulu dan hilir. Ia mulai merasakan lapar, lalu memutuskan untuk melakukan dua hal, yakni memancing dan berburu.

Ia lalu kembali ke rumahnya sebab untuk berburu ia perlu mengajak anjingnya. Ia juga membawa bekal sebungkus nasi. Mulailah ia memancing. Setelah menunggu beberapa lama, ia merasakan kailnya dimakan ikan. Pak Lebai merasa lega. Namun ketika ditarik, pancing itu susah untuk diangkat ke atas. Pak Lebai berpikir, kail itu pasti tersangkut batu atau karang di dasar sungai.

Kemudian ia terjun ke sungai untuk mengambil ikan itu. Berhasil. Ia keluarkan pancing dan ikannya dari lekukan batu. Namun, ups! Begitu ia selesai melakukan hal itu, ikannya malah terlepas. Pak Lebai merasa kecewa sekali. Ia lalu naik ke atas sungai. Sesampainya di atas air Pak Lebai merasa lapar dan ingin memakan nasi bungkus yang dibawanya dari rumah.
Oh, ia juga mendapati nasinya sudah dimakan oleh anjignya! Benar-benar malang nasib Pak Lebai. Kemalangan demi kemalangan didapatinya.

Sejak saat itu, ia mendapat julukan dari orang-orang sekitarnya Pak Lebai Malang.
Sumber:indrasufian.wordpress.com, 9 11 2010

Setelah membaca dan menghayati cerita tersebut, kita punya kesimpulan, seolah-olah ceritera Lebai Malang tersebut bagaikan falsafah kehidupan bagi kita dalam kondisi pandemi saat ini. Karena kita ini serba salah, kenapa serba salah Guys ?

Bila pembelajaran secara daring dilaksanakan dalam waktu yang panjang, kas negara semakin lama semakin berkurang, bahkan bisa habis karena harus membeayai segala macam kebutuhan yang semestinya tidak dikeluarkan untuk beaya itu, misal memberi konsumsi makan, minum, tempat tinggal kepada masyarakat yang sangat membutuhkan, akibat protokol STAY AT HOME,

Demikian juga apabila protokol stay at home benar-benar di cabut maka pembelajaran berlangsung dengan pola luring atau face to face dengan acuan normalisasi news, kita berharap bisa mengindahkan peraturan new normal tersebut, tapi bisa kah pembelajaran berlangsung sesuai peraturan new normal, benar-benar bisakah kita bisa melaksanakan peratuan new normal tersebut, bapak ibu guru dan karyawan benar-benar bisakah melaksanakannya?, apalagi bagaimanakah dengan siswa-siswa kita?, apabila kita tidak bisa melaksanakan pembelajaran face to face dengan new normal yang benar, maka LEBAY MALANG akan terjadi …Oh My God…..uang kas negara tambah besar lagi pengeluarannya dan semakin menipis…..untuk beaya rumah sakit, dan lain-lain……
INGAT …….
Kita orang beragama lho Guys !!!!!!!!!
Dengan kondisi yang lebay malang tersebut, kita BISMILLAH mencoba melaksanakan pembelajaran sesuai dengan peraturan new normal dari pemerintah
Upaya kita dalam melaksanakan new normal untuk mencegah penyebaran dan penularan Covid-19 banyak dibutuhkan tindakan yang sesuai dengan gendhing sekar atau tembang Gugur Gunung, Pepeling, Modernisasi Desa buah karya Ki Narto Sabdo menggambarkan spirit dan inspirasi dari sang pencipta tembang atau sekar tersebut. “ Ayo..ayo kanca ,ngayai karyaning praja kene…kene…, gugur gunung tandang gawe, sayuk -sayuk rukun bebarengan ro kancane, lila lan legawa kanggo mulyaning negara, siji…loro…telu…papat … maju papat-papat diulang ulungake mesti enggal rampunge…Gugur Gunung mengandung pesan agar bergotong royong dalam suasana kerukunan menjalankan kewajiban dan tanggung jawab bersama antara siswa, guru, Kepala Sekolah dan karyawan agar melaksanakan new normal dengan semangat ikhlas supaya memperoleh hasil yang memuaskan. Di situ terlihat kerukunan dan keikhlasan dalam bekerja menjunjung nama baik bangsa.Bersatu menggalang kerukunan dan keikhlasan dalam bekerja menjunjung nama baik bangsa melawan corona.

Guys…coba perhatikan ….
Berdasarkan pengalaman bahwa pembelajaran dengan tatap muka atau face to face sangat membutuhkan juga pembelajaran secara online, ini sebagai upaya juga melaksanakan new normal, jadi keduanya dilaksanankan bersama dalam pembelajaran. Contoh dalam pengambilan nilai test baik formatif, mid semester, sumatif, UAS, US, apabila dilaksanakan secara manual dengan cara membagikan kertas test kepada siswa, membutuhkan biaya besar, juga hal ini kurang disukai siswa, dan pengolahan bentuk test sistem pembelajran tatap muka kebanyakan masih dilakukan secara manual, juga laporan hasil tidak dapat diterima tepat waktu.

Dengan kondisi seperti ini diperlukan pemecahan atau solusi yang tepat dan efektif. Solusinya adalah perlu dipadukan antara sistem pembelajaran luring/tatap muka/ face to face dengan sistem pembelajaran berbasis daring/online untuk menggantikan sistem yang lama. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas proses dan kualitas nilai baik dengan sistem luring maupun daring seperti BJJ dan UT. Sistem ini pelaksanaanya diprlukan tahapan-tahapan tertentu. Tahap awal menggunakan teknik wawancara, dokumentasi dan observasi.

Tahap berikutnya adalah analisis kebutuhan sistem untuk mempersiapkan solusi dari permasalahan yang ada. Tahap terakhir adalah Hasil ujicoba antara perpaduan sistem pembelajaran luring dengan sitem pembelajaran daring apakah dapat menunjukkan bahwa sistem tersebut sudah sesuai dengan kebutuhan, dimana siswa menerima pembelajaran dengan sistem luring dan sistem pembelajaran daring, nilai proses dan nilai hasil meningkat . Dalam kenyataannya dengan sistem perpaduan ini siswa lebih bersemangat karena diijinkan guru untuk mengakses internet melalui Hand Phone, meski perlu pengawasan yang ketat.

Demikian Guys pendapat Hastuti, apabila dalam opini tersebut ada kalimat yang kurang berkenan, kami mohon petunjuk, dan kami mohon untuk dimaafkan… semoga Tuhan Yang Maha Esa memberi kemudahan dan kelancaran dalam melaksanakan new normal ini serta Tuhan Yang Maha Esa selalu melindungi kita semua…Aaaamiiin…Nuwun.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan