SOLO – Universitas Sahid Surakarta menggelar seminar nasional hasil riset dan pengabdian kepada masyarakat dengan tema implementasi hasil riset dan pengabdian perguruan tinggi menuju Indonesia tumbuh Indonesia tangguh, “Hasil riset dan pengabdian harus inovatif, adaptif, implementatif, dan profitable” Kamis (16/21/2021).
Agenda kegiatan menghadirkan narasumber yang merupakan Guru Besar Universitas Gajah Mada, Prof. Nurul Indarti, Sivilokonom, Cand Merc, Ph.D, dan Guru Besar Universitas Jember, Prof. Dr. Ir. Didik Sulistyanto, M.Ag, Sc. Kedua narasumber mengatakan jika riset atau penelitian dan pengabdian merupakan ruh utama perguruan tinggi. Namun demikian, kegiatan penelitian dan pengabdian tidak akan membawa manfaat berarti bila tidak dapat diimplementasikan dalam kehidupan bermasyarakat.
Artinya, hasil riset dan pengabdian tidak hanya berorietasi akademik namun juga berorientasi pada pelayanan masyarakat dan juga industri. Prof Nurul menjelaskan, orientasi akademik artinya penelitian dan pengabdian harus mampu menghasilkan pengetahuan baru yang bermuara pada lisensi. Kemudian pelayanan masyarakat berorientasi pada pengembangan komunitas atau kelompok sehingga dirasakan aspek kebermanfaatannya oleh komunitas terkait. Yang terakhir berkenaan dengan orientasi industri dimana hasil riset dan pengabdian dapat dikomersilkan atau profitable.
“Jadi hasil riset hanya hanya menjadi sampah akademik. Kita harus mengarahkan agar hasilnya dapat diadopsi oleh industri. Inilah yang disebut dengan enterpreneural spirit. Diseminasi kemudian menjadi bagian yang sangat penting dalam proses ini,” kata Prof. Nurul yang merupakan Guru Besar di Departemen Manajemen Fakultas Ekonomis Bisnis tersebut.
Untuk itu, seluruh civitas dalam sebuah perguruan tinggi harus memiliki pola pikir yang inovatif. Tanpa itu, yang terbentuk hanyalah infrastruktur penelitian yang tanpa nyawa. Pengembangan budaya inovasi di universitas tidak dimulai dengan fasilitas tetapi dari pola pikir dan iklim yang pada akhirnya membawa perubahan ke arah yang lebih baik. Pembinaan sikap dan mental sebagai industrialis yang handal dalam perguruan tinggi juga sangat dibutuhkan untuk mendukung percepatan inovasi agenda hilirisasi produk yang kemudian diadopsi oleh masyarakat.
Kemudian Prof Didik Sulistyanto menjelaskan perihal pengabdian yang baik adalah yang merupakan hasil kegiatan penelitian dan merupakan kolaborasi antarbidang. Sama seperti penelitian, hasil pengabdian harus menumbuhkan academic entrepreneurship, yang memunyai semangat untuk mencari kebaharuan, proaktif, berani mengambil resiko, serta inovatif.
Sementara Rektor Universitas Sahid Surakarta, Prof. Dr. Ir. Mohamad Harisudin, M.Si mengatakan penyelenggaraan seminar diikuti oleh 127 peserta dari 37 perguruan tinggi di seluruh Indonesia. Beberapa perguruan tinggi tersebut antara lain Universitas Bengkulu, Universitas Jambi, Universitas Trunojoyo Madura, Universitas Sumatera Utara, Universitas Sebelas Maret, President University, Universitas Esa Unggul, dan Universitas Islam Riau.
Tujuan dari kegiatan adalah memberikan wadah bagi para dosen, mahasiswa, peneliti, dan anggota kelompok masyarakat dalam mendesiminasikan hasil penelitian dan pengabdiannya kepada publik. Dengan demikian, hasil riset dan atau kegiatan pengabdian dapat menjangkau masyarakat atau khalayak lebih luas. Hasil penelitian dan kegiatan pengabdian akan dipublikasikan dalam bentuk jurnal dan atau prosiding agar dapat diketahui dan dijadikan referensi oleh masyarakat yang lebih luas.