Sukoharjo. Kelompok sadar wisata Pokdarwis desa ngrombo baki sukoharjo, menggelar wisata sejarah di tiga tempat yang melibatkan beberapa stakeholder terkait untuk mengenalkan potensi wisata sejarah di asthana ngukiro tawu KGPH kusumoyudo PB ke-IV, sejarah Astana benawa benawi serta Pesanggrahan Langenharja peninggalan Raja Keraton Pakubuwono ke-IX,Selasa(17/05/22)
Dalam kesempatan tersebut beberapa mahasiswa mulai dikenalkan satu-persatu potensi wisata sejarah yang ada salah satunya nama sejarah desa ngrombo yang berasal dari kata Ngoro Ngoro Ombo hal itu dijelaskan dalam situs Astana KGPH Kusumo yudha pakubuwono ke IV yang merupakan cikal bakal desa Ngrombo.
Yang kedua Pesanggrahan Langenharjo yang merupakan bangunan bersejarah pada era pemerintahan kraton Solo pada pemerintahan pakubuwono ke-IX di dalam bangunan, ada beberapa ornamen peninggalan perahu Joko Tingkir dan beberapa tempat pemandian air hangat di mana Pesanggrahan juga tempat berfungsi tempat yang sakral yang sering digunakan susunan pakubuwono ke-19 sebagai tempat bermunajad kepada sang pencipta.
Dalam komplek Pesanggrahan langenharjo terdapat beberapa ruangan baik pendopo Prabasono,kuncungan dalem, pendopo pangkuran, gudang senjata ruang tamu keputren dan kesatrian
Dan ketiga, berupa asthana benawa bendawi dimana tempat tersebut merupakan peristirahatan pangeran benawa yang merupakan raja ke-3 dalam pemerintahan kerajaan pajang putra dari sultan hadiwijaya yang memerintah pada tahun 1581 – 1587.
Sementara itu untuk menanggapi maraknya pengrusakan ctembok cagar budaya seperti Keraton Kartosuro,camat baki, Sutarto menjelaskan dengan hal tersebut jangan sampai terjadi di desa ngrombo di mana titik perhatian warga masyarakat guyub rukun sudah berjalan di sini untuk pelestarian budaya yang ada jangan sampai punah sehingga warga masyarakat bisa mengenal setiap potensi sejarah yang ada hingga
” Bentuk dukungan pemerintah setempat untuk melestarikan benda cagar budaya tentunya akan diteliti dan kajian lebih dalam dan setelah benda tersebut dinyatakan benda cagar budaya maka akan dilindungi dan diberi plakat stempel benda cagar budaya” ungkapnya.
Senada juga disampaikan ketua masyarakat sadar wisata masata Haris menjelaskan saat ini bentuk pemerintah perhatian pemerintah kabupaten Sidoarjo perlu ditingkatkan pasalnya banyak penemuan dan itu situs benda cagar budaya di Sukoharjo yang salah satunya diwisata sejarah ini yang dulunya tempat berkumpulnya para ulama dan menyebarkan agama di sekitar sehingga kalau ingin potensi dikenalkan akan memberikan respon positif bagi warga sekitar.
Meski demikian beberapa apa dukungan pemerintah juga harus digalakkan untuk mengakomodir dan melestarikan benda cagar budaya dengan membentuk dinas pariwisata khusus di Sukoharjo nantinya.
” Diharapkan adanya peran pemerintah dengan. Membentuk dinas pariwisata,” tegas dia.