Solo, Kabarjoglo.com – Perokok usia anak semakin meningkat. Data Riskesdas 2018 menunjukkan perokok anak usia 10–18 tahun 2013 mengalami peningkatan dari 7.2% menjadi 9.1% di 2018. Pada tahun 2022 Yayasan KAKAK bersama dengan pemuda Penggerak dan Forum Anak Surakarta melakukan riset online situasi perokok anak. Hasil riset meunjukkan bahwa Sebanyak 59% anak mulai merokok dengan usia kurang dari 12 tahun, yang berarti kebanyakan usia SD anak–anak ini sudah mulai mencoba untuk merokok. Penyebab anak merokok paling banyak dikarenakan oleh teman sebanyak 60,8%. Mereka seringkali dibuly jika tidak mau merokok. Kata–kata yang sering dilontarkan oleh mereka adalah “ ra ngrokok ra lanang”. Konsumsi rokok dalam sehari 29.4% menghabiskan paling banyak 7–12 batang rokok. Karena itu perlu dilakukan langkah langkah sehingga anak–anak bisa melindungi diri mereka sendiri dari produk rokok yang akan menganggu tumbuh kembang mereka. Gerakan perlindungan anak dari rokok perlu dilakukan.
Karena hal tersebut Yayasan KAKAK berkolaborasi Pemuda Penggerak dan Dinas Pendidikan Kota Surakarta mengadakan kampanye dalam bentuk Festival Lukis Anak Surakarta. Kegiatan ini merupakan serangkaian kegiatan yang dimulai dengan lomba lukis di Loji Gandrung yang dilaksanakan pada hari Sabtu, 10 Juni 2023. Acara dilanjutkan dengan talkshow yang diikuti puluhan siswa SD dan SMP di Kota Surakarta dilaksanakan di area pendopo Loji Gandrung pada Hari Minggu, 11 Juni 2023. Pukul 06.30–08.30 WIB. Tema Talkshow Kita Keren Tanpa Rokok sekaligus Pengumuman Pemenang Lomba.
Talkshow menghadirkan 3 narasumber yaitu Ketua Yayasan KAKAK Shoim Sahriyati, Kepala Dinas Pendidikan Kota Surakarta Dian Rineta, MSi dan Ketua Pemuda Penggerak Aprillia Dian Asih Gumelar.
Lomba lukis dan festival lukis dan talkshow kita keren tanpa rokok ini menjadi media bagi anak–anak untuk memberikan pandangan mereka tentang dampak buruk rokok. Bagaimanapun juga rokok adalah produk yang tidak normal. Anak–anak diberikan kesempatan menuangkan gagasan dan ide mereka melalui gambar yang dihubungkan antara rokok dan kesehatan (stunting).
Anak harus dimampukan untuk menyadari dan menguatkan diri untuk menghindari rokok. Jika dalam diri sudah kuat akan memudahkan mereka menolak jika mendapatkan tawaran, iming iming atau karena pengaruh iklan rokok yang menyesatkan. Jangan sampai anak tergantung dengan zat adiktif (Rokok), ujar Shoim Sahriyati.