Pageruyung – ]asih berada di Kabupaten Kendal bagian atas, Festival Pituturan Kendal Putaran ke-3 yang dilaksanakan pada sabtu minggu, 13-14 Juli 2024 di Desa Pageruyung, Kecamatan Pageruyung berhasil sukses. Mengusung tema “Mepe Cengkeh”, kegiatan kali ini bekerjasama dengan Sanggar Rejo dan beberapa grup kesenian di sekitar.
Berbeda dari dua edisi sebelumnya, rangkaian festival kali ini sudah dimulai sejak jam 7 pagi pada hari pertamanya, dengan kegiatan “Sambang Lepen”, yaitu kegiatan berdoa bersama dan menanam bibit pohon di 7 titik sumber mata air Desa Pageruyung. Menurut Eka Setiawan, Ketua Sanggar Rejo mengatakan kegiatan ini menjadi ajang untuk kembali mengingatkan kita selaku generasi muda agar tidak melupakan sumber mata air yang telah banyak bermanfaat bagi kehidupan desa. “Biar anak-anak di sini tahu bagaimana menjaga lingkungan yang telah membesarkan mereka” ungkapnya, yang juga biasa disapa Mas Acong ini.
Pada menjelang siang harinya, jam 9.30 pagi dilanjutkan dengan “Sket and Tour”, yaitu kegiatan melukis sket bersama di lokasi bersejarah Pabrik Karet Sukomangli. Kegiatan ini dihadiri oleh para pelukis sket dari beberapa komunitas seni, seperti Kalikuto Art, Kendal Sketcher, dan Beringin Rasa. M Yusril Mirza, Ketua Festival Pituturan Kendal berharap melalui kegiatan kreatif ini dapat memantik daya minat lintas pegiat untuk bersama-sama menjaga objek bersejarah. “Dengan mengajak para pelaku seni hadir di sini, selain menjadi upaya dokumentasi objek bersejarah Pabrik Karet Sukomangli dalam bentuk lukisan sket. Juga sebagai strategi meningkatkan nilai penting sebagai ruang daya guna seni” ujarnya.
Selain itu, terdapat juga kirab budaya “Ganti Mori Selo Roto” bersama dengan masyarakat Desa Pageruyung. Kegiatan ini menjadi ajang tradisi berdoa bersama dan pengingat kembali sejarah desa di Punden Selo Roto. Setelah itu, kegiatan selanjutnya diisi dengan pertunjukan budaya dari sore hingga malam hari oleh pentas anak dan kesenian rakyat Pageruyung, seperti Drama Mepe Cengkeh, Tari Gidro, Kesenian Barongan, Jaranan, Srandulan Putri, dan Tari Wiratha Tamtama. Pada sesi kegiatan ini, menjadi yang paling meriah bahkan keberadaan masyarakat sebagai penonton membanjiri area sekitar panggung yang tampak memiliki antusiasme yang tinggi.
Dalam sambutan pembuka pertunjukan budaya oleh perwakilan panitia Festival Pituturan Kendal, Alan Yahya mengatakan “Kegiatan ini merupakan ajang ikhtiar dari teman-teman komunitas yang ingin menghadirkan ruang-ruang berkesenian bagi masyarakat”. Hal tersebut juga senada dengan Anang Yuli Ariadi, Pamong Budaya Kabupaten Kendal yang menjelaskan bahwa dengan adanya kegiatan budaya seperti ini, diharapkan antar pegiat seni dapat saling berkolaborasi dan memberikan kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar.
Hari kedua, kegiatan dilanjutkan dengan “Workshop Kreatif: Melukis Disgrip” yang dipandu oleh Agnes Prawismi. Kegiatan yang diikuti oleh anak-anak usia paud hingga setingkat SD/MI yang berasal dari Desa Pageruyung. Dalam kegiatan tersebut anak-anak diajak untuk belajar melukis disgrip atau wadah pensil. Selama kegiatan, anak-anak didampingi oleh para orang tua yang ternyata sangat menyambut baik terhadap kegiatan melukis ini. Kegiatan diakhiri dengan sesi foto anak-anak bersama hasil lukis disgrip, sekaligus menjadi sesi penutup Festival Pituturan Kendal di Pageruyung.