Solo – Dapur Solo telah menjadi salah satu destinasi kuliner bagi pencinta masakan Jawa tradisional yang ingin menikmati citarasa khas yang sulit ditemukan di tempat lain. Berdiri sejak tahun 2009, Dapur Solo menawarkan beragam masakan tempo dulu dengan cita rasa otentik yang telah menjadi ciri khasnya. Menurut Sunardi, Marketing Operasional Dapur Solo, restoran ini menyajikan hingga 60 jenis masakan Jawa setiap harinya, termasuk tengkleng, asem-asem iga, sayur lodeh, sayur lombok ijo, hingga tahu bacem.
“Kami menjaga orisinalitas masakan Jawa jadul yang mungkin sekarang sudah jarang ditemukan di tempat lain,” ujarnya.
Mengusung konsep tradisional, Dapur Solo juga menyasar pasar wisatawan lokal dan mancanegara yang berkunjung ke Solo. Banyak tamu, terutama dari luar kota, menjadikan Dapur Solo sebagai tujuan kuliner untuk menikmati masakan autentik.
Eyang Bono Purbo selaku marketing Dapur Solo menambahkan, “Kami ingin menjaga pelestarian masakan Jawa, agar generasi muda tetap bisa merasakan dan mengenal makanan tradisional ini. Saat ini banyak remaja yang cenderung memilih masakan modern, seperti masakan Korea atau western, padahal masakan Jawa punya nilai sejarah dan cita rasa yang unik.” tambahnya.
Restoran ini bukan hanya menyajikan masakan, namun juga pengalaman makan yang nyaman dan penuh pelayanan. Dapur Solo menyediakan tempat yang luas dan bisa menampung hingga 15-20 bus wisata, membuatnya menjadi pilihan ideal bagi rombongan wisatawan yang ingin mencicipi kuliner Jawa dengan suasana khas. “Pelayanan dengan sepenuh hati adalah kunci kami. Kepuasan pelanggan adalah prioritas, dan itu menjadi alasan mereka terus kembali bahkan merekomendasikan kepada orang lain,” tambah Nardi.
Harapan Dapur Solo ke depan adalah untuk terus eksis dan melestarikan masakan Jawa agar tidak tergeser oleh tren kuliner baru. Dapur Solo berkomitmen untuk memberikan pengalaman kuliner yang tak hanya lezat, tetapi juga membawa nostalgia bagi para pencinta masakan tradisional.