Oleh Argenti Agung Hayuni, S.Si, S.Pd
Mahasiswa Magister Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Surakarta
Serta Guru SMK Muhammadiyah 4 Surakarta
Matematika sering kali menjadi momok bagi sebagian besar siswa. Tidak jarang mereka menganggap matematika sebagai pelajaran yang susah, rumit dan jarang ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Mereka menganggap matematika merupakan materi yang dianggap abstrak, hanya berisi simbol dan angka yang membutuhkan proses yang lama untuk menyelesaikannya. Namun, pandangan ini mulai berubah dengan hadirnya pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) atau pembelajaran matematika berbasis realistik. Pendekatan ini mengajak siswa melihat matematika dari sudut pandang yang lebih kontekstual dan relevan dengan dunia nyata, tidak hanya mempermudah pemahaman, tetapi juga mengembangkan kemampuan berpikir kreatif yang sangat dibutuhkan dalam menyongsong era society 5.0.
Apa Itu Realistic Mathematics Education?
Realistic Mathematics Education atau RME adalah pendekatan pembelajaran yang pertama kali dikembangkan oleh Hans Freudenthal di Belanda. Filosofi dibalik RME adalah bahwa matematika tidak sekadar kumpulan rumus atau prosedur, melainkan sebuah alat berpikir yang berakar pada situasi sehari-hari. Dalam RME, siswa diajak untuk memahami konsep-konsep matematika melalui masalah-masalah nyata yang dapat mereka temui dalam kehidupan mereka, seperti perhitungan harga, hasil survey, perbandingan jarak, atau pemecahan masalah sehari-hari lainnya.
Pendekatan ini menempatkan siswa sebagai subjek aktif yang berperan dalam menemukan dan membangun pengetahuan mereka sendiri. Dengan terlibat langsung dalam menyelesaikan masalah, mereka lebih mudah memahami konsep matematika secara mendalam dan terbiasa berpikir kreatif untuk mencari solusi alternatif.
Hal tersebut sejalan dengan salah satu karakteristik SMK yaitu memiliki sifat responsif dan antisipatif terhadap kemajuan teknologi. Serta sejalan dengan tujuan SMK yaitu menyiapkan siswa dan tamatannya untuk meningkatkan kecerdasan, berakhlak mulia, serta mandiri guna menjadi pribadi yang memiliki kompetensi, dan mampu mengembangkan diri.
Mengapa RME Efektif dalam Mengasah Kreativitas Matematis?
Menghubungkan Matematika dengan Kehidupan Nyata
Salah satu prinsip dasar RME adalah menggunakan masalah yang berbasis pada dunia nyata. Pada pembelajaran di SMK, dunia nyata yang dihadapi adalah program keahlian atau jurusan yang ditempuh oleh siswa. Ketika siswa diberi soal yang disesuaikan dengan materi program keahlian, mereka merasa terlibat dalam proses pembelajaran. Misalkan, pada siswa dengan program keahlian farmasi, dengan soal tentang perhitungan dosis obat yang akan diberikan kepada pasien. Di sini siswa dituntut untuk memahami konsep perkalian, pembagian dan persentase secara langsung. Pendekatan ini mengasah kemampuan berfikir kreatif siswa dalam mencari berbagai cara untuk menyelesaikan permasalahan yang ada.
Memupuk Kemampuan untuk Menemukan Beragam Solusi
RME tidak hanya menuntut satu jawaban benar, melainkan membuka ruang bagi siswa untuk menemukan berbagai alternatif solusi. Dengan demikian, RME melatih siswa untuk berfikir fleksibel dan inovatif. Hal tersebut sesuai dengan karakteristik SMK yaitu memiliki sifat responsif dan antisipatif sehingga dapat meningkatkan keterampilan siswa untuk mengembangkan kreativitas.
Mendorong Diskusi dan Kolaborasi
Dalam pembelajaran berbasis RME, siswa sering kali bekerja dalam kelompok untuk menyelesaikan masalah. Mereka didorong untuk berdiskusi, bertukar ide dan mengkritisi satu sama lain. Interaksi ini mealitih siswa untuk melihat sudut pandang yang berbeda dan menemukan cara-cara baru dalam menyelesaikan masalah, sekaligus menguatkan ketrampilan berfikir kreatif. Kegiatan diskusi dan kolaborasi mempersiapkan siswa untuk dapat hidup bermasyarakat dengan berbagai tantangan yang sejalan dengan perkembangan teknologi.
Menumbuhkan Rasa Percaya Diri dalam Memecahkan Masalah
Siswa yang terbiasa mengikuti pembelajaran berbasis RME akan lebih percaya diri dalam memecahkan masalah karena mereka telah terbiasa untuk berfikir kreatif dan mengeksplorasi berbagai metode penyelesaian. Pengalaman ini akan membangun karakter yang optimis dalam menghadapi masalah kehidupan nyata, sehingga berdampak bahwa matematika tidak lagi terasa menakutkan. Siswa akan menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan percaya diri.
Peran RME dalam Menciptakan Pembelajaran Matematika yang Bermakna
Dalam menghadapi era Society 5.0 yaitu era teknologi di mana semua teknologi merupakan bagian dari manusia itu sendiri, kreativitas menjadi salah satu keterampilan yang sangat penting. RME menghadirkan pendekatan pembelajaran yang tidak hanya membekali siswa dengan kemampuan berpikir matematis, tetapi juga mengasah kreativitas mereka dalam menghadapi berbagai tantangan. Pendekatan ini memungkinkan siswa untuk melihat matematika sebagai alat berpikir yang bermanfaat, membuat mereka lebih antusias dalam belajar dan melihat relevansi matematika dalam kehidupan mereka.
Pembelajaran berbasis RME menggunakan situasi nyata yang dekat dengan pengalaman sehari-hari siswa sebagai titik awal pembelajaran. Misalnya, dalam memahami konsep rasio dan proporsi di SMK, guru bisa menggunakan contoh perbandingan bahan dalam pembuatan hand sanitizer atau pengukuran untuk membuat busana. Dengan cara ini, siswa dapat melihat relevansi matematika secara langsung dalam kehidupan mereka, sehingga pembelajaran menjadi lebih menarik dan bermakna.
Membangun Generasi Kreatif melalui Matematika
Implementasi RME di sekolah merupakan langkah strategis untuk membangun generasi muda yang kreatif, kritis, dan inovatif. Hal tersebut sejalan dengan enam dimensi profil pelajar pancasila yaitu Beriman, Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berahlak Mulia; Berkebhinekaan Global; Bergotong Royong; Mandiri; Bernalar Kritis; serta Kreatif. Dengan melihat matematika dari sudut pandang yang lebih nyata, siswa tidak hanya mendapatkan keterampilan teknis, tetapi juga kepercayaan diri dan keberanian dalam menghadapi masalah. Dengan RME, matematika tidak lagi menjadi pelajaran yang rumit, tetapi menjadi ilmu yang menarik, relevan, dan bermakna bagi kehidupan mereka.
Pembelajaran matematika berbasis RME adalah salah satu investasi pendidikan yang mendukung untuk menghasilkan generasi yang siap bersaing di era society 5.0. Dengan demikian, mari kita ciptakan pembelajaran matematika yang lebih kreatif dan inspiratif demi masa depan anak-anak kita yang lebih baik.
Di era yang semakin kompleks dan cepat berubah, generasi mendatang membutuhkan kemampuan 4C: Critical thinking (berpikir kritis); Communication (komunikasi); Collaboration (kolaborasi); Creativity (kreativitas) untuk berhasil. Dengan membangun generasi kreatif melalui matematika, kita mempersiapkan siswa untuk menjadi pemecah masalah yang inovatif, berdaya saing, dan mampu berkontribusi secara positif bagi masyarakat. Matematika, dengan pendekatan yang kreatif dan relevan, dapat menjadi fondasi yang kuat bagi generasi baru yang siap menghadapi tantangan di masa depan dengan cara-cara baru, berpikir kritis, dan solusi-solusi inovatif.
“Tidak sekadar berhitung, Realistic Mathematics Education mengajak siswa menjelajah dunia dengan lensa matematika yang kreatif—di mana setiap masalah nyata menjadi panggung bagi ide-ide cemerlang mereka.”
“Salam Matematika! Ingatlah, setiap soal adalah tantangan, dan setiap tantangan adalah kesempatan untuk jadi lebih hebat. Teruslah berpikir, jangan takut salah—karena dari kesalahan kita belajar menemukan jawaban yang lebih baik. Bersama matematika, kita temukan cara-cara kreatif untuk memahami dunia!”