Alumni Program Doktor S-3 Pendidikan Bahasa Indonesia Selenggarakan The 4th International Conference of Humanities and Social Sciences

SOLO – Asosiasi Alumni Program Doktor (S-3) Pendidikan Bahasa Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret (UNS) kembali selenggarakan The 4th International Conference of Humanities and Social Sciences dengan tajuk “Multimodal Literacy Development in Social, Arts, Science, and Humanities Context (ICHSS).” Kegiatan ini dilaksanakan secara daring pada Rabu (11/12/2024).

Kegiatan ini menghadirkan keynote speaker Prof. Dr. Andayani, M.Pd., dari Universitas Sebelas Maret, Indonesia. Kegiatan ini turut menghadirkan narasumber Dr. Aninditya Sri Nugraheni, M.Pd., dari UIN Sunan Kalijaga, Indonesia; Ass. Prof. Ummu Hani., Ph.D., dari Hankuk University, Korea Selatan; Prof. Dr. Suyoto, M.Pd., dari University of International Studies Jepang; dan Prof. Dr. Siti Isnaniah, M.Pd. dari UIN Raden Mas Said Surakarta.

Ketua panitia ICHSS 2024, Dr. Heru Kurniawan, M.A., dari UIN Prof. Dr. K.H. Saifuddin Zuhri, menyampaikan bahwa kegiatan ICHSS tahun ini berhasil mengumpulkan 372 peserta yang terdiri dari pemakalah dengan luaran prosiding EUDL sebanyak 50, pemakalah dengan luaran e-prosiding internasional sebanyak 153, dan peserta non-pemakalah sebanyak 169 peserta.

Kegiatan dibuka langsung oleh Dekan FKIP UNS, Dr. Imam Sujadi, M.Si. Dalam sambutannya, Dr. Imam menyampaikan bahwa kegiatan konferensi ini didorong untuk dapat memperkuat pondasi keilmuan yang dapat memberi manfaat luas bagi dunia pendidikan dan bagi masyarakat luas.

“Konferensi ini, tadi dipaparkan, bahwa telah dilaksanakan secara konseisten sejak empat tahun lalu dan seacra konsisten pesertanya terus bertamah. Konferensi ICHSS keempat ini diharapkan dapat memperkuat pondasi kita untuk penguatan ilmu pengetahuan yang berorientasi masa depan. Kegiatan ini juga diharapkan menguatkan semangat akademik, memberi manfaat luas di masyarakat, dan meningkatkan dunia pendidikan,” terang Dr Imam.

Kegiatan dilanjutkan dengan pemarapan keynote speaker, Prof. Dr. Andayani, M.Pd. Beliau menjelaskan materi bertajuk, “Deep Learning: Sebuat Temuan Lama yang Menjadi Fenomena Baru.”

“Konsep deep learning sejatinya merupakan konsep yang digagas sejak 1976 yang awal perkembangannya ada di Negara Swedia. Konsep deep learning ini menekankan bahwa pembelajaran melalui konsep 63% kesadaran mengenai proses belajar, 16% belajar dengan senang, dan 18% belajar dengan penuh arti.

Presentasi dilanjutkan oleh Ass. Prof. Ummi Hani Abu Hassan, Ph.D., yang memaparkan materi dengan tajuk, “Imej Negara Turki dalam Novel Pasca-Islamisme di Indonesia dan Malaysia.”

“Novel-novel Indonesia dan Malaysia pasca-islamisme adalah ideologi politik islam yang telah memasuki arena kehidupan muslim dalam segenap aspek. Penggambarannya lebih menyatu dengan situasi sosial saat ini. Hal ini terus berkembang dan menyesuaikan perkembangan hidup masyarakat.” terang Dr. Ummi.

Presentasi ketiga dipaparkan oleh Dr. Aninditya Sri Nugraheni, M.Pd., yang memaparkan materi bertajuk “Menerapkan Joyfull Learning untuk Aktivitas Neurolinguistik dalam Pembelajaran Bahasa.”

“Aktivitas neurolinguistik adalah proses otak yang kompleks dalam memahami, memproduksi, dan menganalisis bahasa. Pembelajaran berbasis pengalaman yang kaya dapat merangsang area otak yang terkait dengan kemampuan linguistik,” jelas Dr. Aninditya.

Pemaparan dilanjutkan oleh Pr. Dr. Suyoto, M.Pd., yang diwakili oleh Prof. Dr. Imroatus Solikhah, M.Pd. Adapun materi yang dipaparkan yakni perkembangan BIPA di Negara Jepang.

“Di Negara Jepang perkembangan bahas Indonesia berlajan cukup baik. Terdapat berbagai universitas yang menyelenggarakan pengajaran bahasa Indonesia, baik dalam bentuk mata kuliah pilihan, mata kuliah wajib, bahkan dalam bentuk departemen,” terang Prof. Imroatus.

Materi terkahir dipaparkan oleh Prof. Dr. Siti Isnaniah, M.Pd., dengan materi bertajuk “Penguatan GLS melalui Literasi (Multimodal) dalam Pembelajaran BI.”

“Pada era society 5.0, kompetensi literasi merupakan komponen yang penting dimiliki siswa. Hal ini karena siswa yang literat akan mampu memahami informasi dengan cermat, misalnya dalam identifikasi informasi bohong (hoaks). Konsep literasi multimoda ini tentunya melibatkan banyak media, seperti media cetak/tulis, visual, audio, audiovisual, digital, dan kinestetik. Hal ini penting untuk terus diajarkan agar siswa menjadi pribadi yang literat,” pungas Prof. Siti Isnaniah.

Jurnalis: Akhmad Mukhibun, Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP UNS

Pos terkait

Tinggalkan Balasan