Dari Dapur Tahu Girimargo, Babinsa Hadir Bukan Sekadar Mengawasi, Tapi Menguatkan

Sragen — Asap tipis mengepul dari tungku uap yang terus menyala di sudut bangunan sederhana di Desa Girimargo, Kecamatan Miri, Sragen. Di tengah kesibukan produksi tahu yang berlangsung sejak pagi, sebuah pemandangan berbeda terlihat Jumat itu (2/5/2025). Serda Triyanto, Babinsa dari Koramil 16/Miri, bersama tiga rekannya, menyempatkan diri menyapa dan berdialog langsung dengan pemilik pabrik tahu, Ibu Harti.

Kunjungan itu bukan dalam rangka pemeriksaan formal, melainkan silaturahmi hangat untuk menjalin kedekatan serta memantau secara langsung kondisi keamanan dan stabilitas lingkungan sekitar industri rumahan tersebut.

Di balik aroma kedelai rebus dan suara riuh para pekerja, berlangsung perbincangan ringan namun penuh makna antara Babinsa dan pemilik usaha. Obrolan mereka meluas, mulai dari jumlah tenaga kerja, kondisi bahan baku, hingga tantangan operasional seperti naik-turunnya harga kedelai yang kerap mengganggu keberlangsungan usaha.

“Kami senang dengan kedatangan Babinsa. Rasanya seperti ada yang memperhatikan dari dekat, mendengar keluhan kami sebagai pelaku usaha kecil,” ungkap Ibu Harti, sambil menepikan rambut yang terkena uap panas dari alat pres tahu.

Kunjungan ini menjadi lebih bermakna ketika Serda Triyanto menyampaikan beberapa saran untuk menyiasati kendala produksi, dan menjanjikan akan membantu menyampaikan keluhan terkait infrastruktur dan keamanan kepada pihak berwenang.

“Kami hadir bukan hanya sebagai penjaga teritorial, tapi juga mitra masyarakat. Ketika usaha kecil seperti ini berjalan lancar, ekonomi warga ikut bergerak, dan keamanan lingkungan pun lebih mudah dijaga,” ujarnya sembari meninjau sekitar area pabrik.

Karyawan pabrik pun turut mendapatkan imbauan ringan agar tetap menjaga ketertiban dan keamanan lingkungan, terutama pada malam hari. Menurut Triyanto, kebersamaan dan keterbukaan warga terhadap TNI adalah kunci dalam menciptakan lingkungan yang aman, produktif, dan harmonis.

Langkah sederhana seperti menyambangi pabrik tahu mungkin terlihat sepele. Tapi dari sanalah tercipta ruang kepercayaan, tempat masyarakat merasa diperhatikan, dan TNI menjadi bagian utuh dari kehidupan warga—bukan sebagai penjaga dari kejauhan, tapi sebagai pelindung yang memahami denyut keseharian.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan