Menyapa dari Dapur Srabi: Kehangatan Babinsa Kratonan Dukung Usaha Kuliner Legendaris Solo

Surakarta — Aroma harum dari lembaran adonan yang dipanggang perlahan di atas tungku menyambut hangat pagi di kawasan Jalan Moh. Yamin No.51, Kratonan, Serengan, Kota Surakarta. Di balik lapak legendaris “Srabi Notosuman” yang sudah melegenda sebagai ikon kuliner khas Solo itu, hadir sosok tak biasa—Koptu Resbiyanto, Babinsa Kelurahan Kratonan, menyambangi dapur usaha rumahan tersebut, Kamis (1/5/2025) pukul 08.45 WIB.

Bukan sekadar kunjungan formal, kedatangan Babinsa dari Koramil 03/Serengan Kodim 0735/Surakarta ini adalah bagian dari kegiatan Komunikasi Sosial (Komsos)—sebuah pendekatan humanis TNI dalam menjalin kedekatan dan sinergi bersama rakyat.

Tanpa ragu, Koptu Resbiyanto ikut turun langsung menyaksikan bahkan membantu proses pembuatan srabi: dari menuang adonan, mengontrol api, hingga berdialog santai dengan para pegawai. Bagi Koptu Resbiyanto, ini lebih dari sekadar tugas.

“Komsos adalah wujud nyata kedekatan TNI dengan masyarakat. Kami hadir bukan hanya sebagai penjaga keamanan, tapi juga mitra dalam membangun wilayah, termasuk mendukung pelaku UMKM seperti Srabi Notosuman ini,” tuturnya sambil tersenyum.

Srabi Notosuman bukan sekadar jajanan. Ia adalah warisan kuliner Solo yang telah dikenal sejak puluhan tahun silam. Dalam setiap lapisannya, tersimpan cita rasa khas dan sejarah panjang. Dan hari itu, kehangatan dapur tersebut terasa makin kental dengan hadirnya aparat yang benar-benar ingin mendengar dan memahami denyut kehidupan warganya.

Tak hanya berbagi tawa, kunjungan tersebut menjadi ajang bertukar ide tentang pengembangan usaha, tantangan UMKM, hingga harapan ke depan agar kuliner tradisional tetap lestari.

Dewi Puspitasari, salah satu pegawai Srabi Notosuman yang turut menyambut kunjungan, menyampaikan rasa terima kasihnya.

“Kami merasa dihargai. Babinsa hadir bukan sebagai pihak luar, tapi seperti saudara sendiri. Bisa ngobrol langsung, tukar pikiran, bahkan ikut bantu produksi. Ini memberi semangat baru bagi kami,” ujarnya hangat.

Kegiatan sederhana seperti ini sering luput dari sorotan, namun menyimpan makna yang besar. Ia mencerminkan wajah TNI yang membumi: hadir, mendengar, dan menyatu dengan rakyat. Dan di balik setiap lembar srabi yang terhidang, hari itu, terselip satu pesan kuat—bahwa keamanan dan pembangunan wilayah bisa dimulai dari ruang sesederhana dapur usaha rumahan.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan