Solo – Atthar Ibrahim Aquilla Wibowo, seorang siswa SMP Muhammadiyah Program Khusus (PK) Kottabarat Surakarta, memperoleh lima medali internasional dalam Olimpiade Matematika pada ajang Final Round Thailand International Mathematical Olympiad (TIMO) di Bangkok, Thailand, pada tanggal 26 hingga 28 April 2024.
Atthar Ibrahim Aquilla Wibowo harus bersaing dengan perwakilan siswa dari berbagai negara di dunia seperti Malaysia, Vietnam, Singapura, Thailand, Sri Lanka, Brazil, Bulgaria, dan lainnya. Dalam kompetisi tersebut, ia berhasil meraih lima medali internasional, termasuk Gold Medal Award (medali emas), Pascal Prize (Skor Sempurna dalam Kombinatorika), Euclid Prize (Skor Sempurna dalam Geometri), Leibniz Prize (Skor Sempurna dalam Aritmatika/Aljabar), dan Euler Prize (Skor Sempurna dalam Teori Bilangan). Dia mengungkapkan bahwa bisa menyelesaikan enam soal isian singkat dengan benar untuk setiap bab materi.
“Semua soal berjumlah 30 dan terdiri dari isian singkat. Materi soal meliputi geometri, kombinatorika, aljabar, peluang, bilangan, serta logikal thinking (penalaran). Waktu pengerjaan menggunakan kertas selama 2 jam (120 menit),” jelas siswa yang kini duduk di bangku kelas 9.
Atas prestasinya tersebut, Kepala Sekolah, Muhdiyatmoko, M.Pd. memberikan apresiasi yang tinggi. Menurutnya, keikutsertaan siswa dalam ajang internasional adalah sebagai duta sekolah, duta Muhammadiyah, dan duta bangsa. Kemenangan ini membawa nama baik sekolah, Persyarikatan Muhammadiyah, dan Indonesia.
“Selamat atas prestasi yang telah diraih. Semoga prestasi ini dapat menginspirasi para siswa dan generasi muda di sekolah Muhammadiyah dan Indonesia untuk terus belajar, berkompetisi, dan berkarya,” ujar Muhdiyatmoko.
Atthar Ibrahim Aquilla Wibowo menyatakan bahwa proses perlombaan Olimpiade Matematika internasional, TIMO, sangat menantang dan memerlukan kedisiplinan. Dia harus menghadapi soal-soal yang sulit dan belum pernah ditemui sebelumnya. Pengawasan ketat dan disiplin waktu sesuai durasi yang ditentukan panitia.
“Tipe soal di TIMO cukup unik karena tidak terlalu panjang. Contohnya, menentukan nilai x dari banyak faktor,” jelasnya.
Untuk berhasil dalam ajang olimpiade internasional, Atthar Ibrahim Aquilla Wibowo mempersiapkan diri secara khusus dengan belajar dan berlatih. Dia meningkatkan durasi belajarnya hingga rata-rata 3,5 sampai 5 jam sehari. Prioritas belajarnya adalah memahami tipe soal-soal Olimpiade Matematika internasional. Dia juga memohon doa restu dari kedua orang tuanya, dr. Wahyu Aji Wibowo, SP.PD.FINASIM, dan dr. Andhika Putri Perdana.
“Dukungan mental kedua orang tua sudah pasti. Pesan yang selalu saya ingat dari mereka adalah selalu siap menang atau kalah. Tidak boleh sombong saat menang dan tidak boleh putus asa saat kalah,” cerita remaja yang bercita-cita menjadi dokter bedah saraf.
Penerima lima medali Matematika internasional ini berharap dapat terus mengikuti berbagai perlombaan Matematika di masa depan dan meraih banyak prestasi untuk memudahkan jalannya menuju Fakultas Kedokteran UGM.