SOLO – Tokoh muda NU Kota Surakarta, Sudrajat Kentas Pribadi, telah menerima mandat dari para kasepuhan untuk memimpin tim formatur dan menjadi ketua Perkumpulan Perjuangan Walisongo Indonesia. Keputusan tersebut diambil dalam acara silaturahmi yang berlangsung di Yayasan Majelis Sabilal Muhtadin, Gandekan, Solo, pada Rabu (28/5).
Sebagai ketua tim formatur, Sudrajat tidak hanya bertanggung jawab menyusun jajaran struktural, tetapi juga harus menyelesaikan pembentukan sebelas lembaga atau divisi yang berada di bawah naungan Perkumpulan Perjuangan Walisongo Indonesia (PWI).
Kesebelas lembaga tersebut meliputi Kajian dan Dakwah, Situs dan Sejarah, Kaderisasi Organisasi, Hukum, Pemberdayaan Ekonomi, Humas, Seni dan Budaya, Pemberdayaan Perempuan, Media dan Informasi, serta Laskar Sabilillah.
Menurut Sudrajat, pembentukan tim formatur ini merupakan langkah penting untuk memperkuat struktur organisasi PWI di Kota Solo. Sebagai kota yang kaya akan budaya dan warisan sejarah, terutama dengan dua pewaris istana Mataram Islam, yaitu Kasunanan dan Mangkunegaran, Solo memiliki peradaban dan kearifan lokal yang tak dimiliki kota lain. Nilai-nilai kebijaksanaan yang diwariskan oleh para wali juga menjadi bagian penting dari sejarah Solo.
Dengan terbentuknya Pengurus Daerah (PD) Perkumpulan Perjuangan Walisongo Indonesia di Kota Solo, ormas Islam moderat ini tidak hanya akan berfokus pada dakwah yang selaras dengan kearifan masyarakat lokal, tetapi juga bertujuan menjaga dan melestarikan sejarah perjuangan Walisongo di Nusantara.
“Jangan sampai sejarah tersebut dibelokkan atau dirusak oleh kelompok-kelompok yang tidak bertanggung jawab. Sejarah bukan hanya menyimpan nilai karakter dan jati diri bangsa, tetapi juga kebesaran peradaban bangsa kita,” ujar Sudrajat.
Perkumpulan Perjuangan Walisongo Indonesia, yang didirikan di Buntet, Cirebon, pada 23 Agustus 2023, merupakan ormas Islam moderat yang bertujuan mengakomodir kearifan lokal, seni budaya, adat istiadat, dan sejarah. Organisasi ini juga bertujuan menciptakan kemaslahatan masyarakat demi kemajuan bangsa dan kemuliaan harkat martabat manusia.
Ormas ini melanjutkan ajaran Islam yang diwariskan oleh Walisongo, yang dikenal sebagai pelopor peradaban Islam di Nusantara. Ajaran tersebut membentuk masyarakat yang bermartabat, adil, sejahtera, dan rukun, demi terciptanya rahmat bagi semesta alam.
PWI juga mendorong pengembangan di bidang keagamaan, pendidikan, dan kebudayaan yang sesuai dengan nilai sejarah dan jati diri bangsa, serta ajaran Islam yang diwariskan oleh para leluhur. Tujuannya adalah untuk menciptakan umat Islam yang bertaqwa, berbudi luhur, santun, berwawasan luas, dan bermanfaat bagi agama, bangsa, serta Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Selain itu, PWI berkomitmen membentengi masyarakat dari paham-paham yang tidak sejalan dengan nilai-nilai leluhur, kesantunan, adat istiadat, dan budaya bangsa. Organisasi ini juga berperan dalam meluruskan segala bentuk pembelokan sejarah atau pengaburan situs-situs peninggalan leluhur, yang merupakan cerminan jati diri bangsa dan kecintaan terhadap NKRI.