Tradisi Lisan dan Mitos Pagebluk di Jawa Jadi Topik Webinar Nasional

Solo , Kabarjoglo.com – Association for Scientific Computing Electronics and Engineering (ASCEE) Student Branch Tiongkok bersama Solo Societeit mengadakan Webinar Nasional bertema “Tradisi Lisan dan Mitos Pagebluk di Jawa”. Kegiatan yang mendapatkan dukungan Imasfek UNSRI (Ikatan Mahasiswa Seni Fakultas Ekonomi), dan Indonesia Students and Youth Forum (ISYF) ini diselenggarakan secara online .minggu (28/06/2020).

Bacaan Lainnya

Webinar kolaborasi ini merupakan pertama kali diselenggarakan. Farhan Hidazatullah selaku Ketua Webinar menyampaikan , “tujuan kegiatan ini adalah mengetahui kisah pagebluk di masa lalu, serta mengetahui ragam mitos yang melingkupi. Pemahaman kita tentang soal pandemic global, dan sikap generasi masa lalu terhadap pagebluk terungkap dalam webinar nasional ini.” Terangnya.

Webinar ini menghadirkan dua narasumber, pertama Heri Priyatmoko, (Dosen Sejarah Universitas Sanata Dharma Yogyakarta) mengangkat tema seputar “Fakta, dan Mitos Pagebluk di Jawa”. Sesi ini mengupas mitos, dan merefleksikan sejarah pagebluk. Heri Priyatmoko mengatakan “jarang sekali yang memberi panggung kepada mitos atau gugon tuhon dalam melihat pagebluk, ada anggapan seolah mitos yang hidup dalam memori masyarakat Jawa bukan fakta berharga.” Terangnya.

Dalam penyampaian meteri, Heri Priyatmoko menyinggung, “banyak perilaku masyarakat tempo dulu yang sulit dinalar alias ora tinemu nalar.” Ia mencontohkan minum banyu umbul dan mandi di Pengging serta Langenharjo, serta mencari suket teki untuk dijadikan ramuan. Menurut Heri Priyatmoko, dalam catatan sezaman, tindakan itu diyakini dapat menangkal penyakit. Bermodal fakta sejarah tersebut, Heri Priyatmoko turut mendorong agar kalangan medis dapat melakukan penelitian air umbul, dan suket teki demi kepentingan pengetahuan timur.

Pemateri kedua, Dani Saptoni, peneliti naskah Solo Societeit, mengangkat materi seputar “Pagebluk dalam Dunia Kawuruh Jawa”. Sesi ini mengupas pemaknaan pagebluk dalam sudut pandang kawuruh Jawa. “Pagebluk dimaknai bukan hanya dari sisi kesehatan, tetapi dalam laku kehidupan manusia” ucapnya. Dani Saptoni menyebut, konsep Kawruh Jawa terbangun dari lima unsur, reaksi terhadap fenomena sekitar, mendefinisikan fenomena yang terjadi, upaya mempertahankan keseimbangan, menciptakan kesadaran terhadap ilmu pengetahuan, dan meleburkan diri dalam keseimbangan. Menurut Dani Saptoni, pagebluk adalah “alarm” ketika harmoni mengalami ketidakseimbangan. Dani Saptoni menerangkan, pagebluk dalam tradisi Jawa, berbentuk berbagai macam, Memala, Sukerta, Lara pataka, Rajapati, dan media penyebarannya pun juga beragam melalui teluh, sawan, lelembut.
Webinar Nasional yang dimoderatori M. Akbar Nurfauzan Mahasiswa Politeknik Pariwisata Palembang diikuti 30 peserta, dari berbagai kalangan profesi, peneliti, dosen, guru, mahasiswa, dan pemerhati sejarah. Moordiati, dosen sejarah Universitas Airlangga Surabaya yang ikut serta dalam webinar memiliki kesan positif, “materi yang disampaikan narasumber sangat menarik dan komprehensif” katanya dalam sesi tanyajawab.

Dalam pesan penutup, Heri Priyatmoko menyampaiakn, jika webinar ini mengajak peserta agar lebih kritis dalam membaca fakta sejarah yang terekam dalam data berupa serat dan koran sezaman. Menurutnya selain meluaskan wawasan publik perihal penyakit. Webinar ini juga menjadi ruang tukar pengetahuan tentang data yang dapat digunakan untuk bahan skripsi, jurnal ilmiah, dan kepentingan lainnya. “Dalam kegiatan ini semoga kita menerima manfaat yang baik” ujarnya.

Sularso, Penanggungjawab Acara
Association for Scientific Computing Electronics and Engineering
Jl. Janti, Karang Jambe 130 B, RT 05,
Banguntapan, Bantul, Yogyakarta, Indonesia . Email: [email protected] Website: http://ascee.or.id

Pos terkait

Tinggalkan Balasan