Yayasan Kasultanan Pajang Gelar Haul Sultan Hadiwijaya ( Joko Tingkir ) ke 440

Yayasan Kesultanan Pajang ( Foto ist)
Yayasan Kesultanan Pajang ( Foto ist)

SOLO – Melestarikan keraton Nusantara tidak hanya menjadi tugas ahli waris sebagai generasi penerus peradaban luhur budaya Nusantara, tetapi siapapun orangnya juga di perkenankan melestarikan sejarah keraton di Nusantara. Selama ia tidak bertentangan dengan nilai nilai luhur yang ada di dalamnya.

Oleh karena itu dalam rangka menjaga keberlangsungan sejarah raja raja keraton di Nusantara, Yayasan Kasultanan Pajang menyelenggarakan haul Sultan Hadiwijaya ( Joko Tingkir ) yang ke 440 di Yayasan Kasultanan Pajang, Sukoharjo.

Berbagai rangkaian acara di gelar oleh Kasultanan Pajang diantaranya, kunjungan ziarah kemakam Sultan Hadiwijaya di Desa Butuh, Sragen. Sholawat di Masjid Agung Surojiwan Kasultanan Pajang bersama warga kampung. Dan di tutup dengan selamatan nasi tumpeng sebagai ungkapan wujud rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Acara ziarah di makam Sultan Hadiwijaya dalam rangka haul ke 440 (foto IST)

‘ Haul Joko Tingkir tiap tahun di selenggarakan. Meski tidak menggelar acara kirab mengingat masa pandemi corona, tetapi kesederhananya tidak mengurangi makna yang ada ‘ Terang Suradi, selaku Ketua Yayasan Kasultanan Pajang yang di daulat secara budaya menjadi sosok Sultan Pajang untuk mengenang ketokohan Sultan Hadiwijaya.

Senada dengan Suradi, tokoh budaya nusantara yang dekat dengan keraton keraton Nusantara, KP. Dr. Andi Budi Sulistijanto, S. H, M. Ikom mengatakan, haul Joko Tingkir harus selalu di gaungkan dan di selenggarakan tiap tahun. Untuk memberikan edukasi sejarah eksistensi keberadaan Kesultanan Pajang sebagai penerus Kesultanan Demak Bintoro yang menjadi pengantar berdirinya Kerajaan Mataram.Islam di tanah Jawa.

KP. Dr. H. Andi Budi Sulistyonegoro, SH, M. Ikom (foto: Ist)

Pajang sebut tokoh budaya Nusantara yang akrab di sapa Gus Andi dalam keteranganya, tidak hanya simbol kemakmuran pertanian kala itu, tetapi juga merubah pola hidup masyarakat dari negara bahari menjadi agraris. Hal itu di tandai dengan makmurnya hasil bumi Kesultanan Pajang yang terkenal hingga ke mancanegara.

Kesultanan Pajang berpusat di Jawa Tengah. Pendiri Kerajaan Pajang adalah Joko Tingkir atau Mas Karebet yang menjadi raja pertama dengan gelar Sultan Hadiwijaya ( 1549-1582 ).

sumber : lokalbali.com/jdk

Pos terkait

Tinggalkan Balasan