Surakarta – Duka mendalam menyelimuti Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan masyarakat Jawa pada Minggu pagi (2/11/2025). Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan Paku Buwono XIII Ngabdurrakhman Sayyidin Panatagama Khalifatullah, raja yang dikenal sebagai penjaga marwah dan adat budaya Jawa, wafat di usia 77 tahun.
Kabar berpulangnya Sinuhun Paku Buwono XIII disambut dengan rasa kehilangan oleh berbagai kalangan, termasuk keluarga besar Forum Budaya Mataram (FBM) dan Dewan Pemerhati dan Penyelamat Seni Budaya Indonesia (DPPSBI).
Melalui Ketua Umum FBM, BRM Dr. Kusuma Putra, S.H., M.H., kedua lembaga budaya tersebut menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya.
“Semoga Sinuhun Paku Buwono XIII wafat dalam keadaan husnul khatimah dan mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT,” ujar Kusuma Putra.
Kusuma juga mengenang kiprah almarhum selama menjabat sebagai raja Keraton Kasunanan Surakarta yang dinilai memiliki komitmen kuat terhadap pelestarian budaya Jawa. Di masa kepemimpinannya, Keraton Surakarta tidak hanya menjaga tradisi leluhur seperti Kirab Malam 1 Sura, Grebeg Sekaten, Tutup Suran, Sedekah Mahesa Lawung, dan Sesaji Papat Kiblat Lima Pancer, tetapi juga membuka ruang kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan komunitas budaya.
“Sinuhun PB XIII membuka lebar pintu Keraton untuk bersinergi dengan pemerintah kota dan pelaku budaya. Langkah beliau menghidupkan kegiatan seperti kirab prajurit setiap akhir pekan di depan Kamandungan menjadi simbol keterbukaan Keraton terhadap masyarakat umum,” terang Kusuma.
Ia menambahkan, keterbukaan tersebut juga tampak saat perayaan Tingalan Jumenengan Dalem, di mana para awak media diberi kesempatan meliput dengan tetap menghormati tatanan adat istana. Sikap inklusif itu, menurutnya, menjadi bentuk adaptasi Keraton terhadap perkembangan zaman tanpa kehilangan jati diri budaya Jawa.
“Jika budaya tidak dikenalkan kepada masyarakat, khususnya generasi muda, maka sulit bagi mereka untuk mencintai dan mewarisinya. Pepatah Jawa mengatakan, ‘Ora kenal ora sayang,’ dan dari sanalah semangat pelestarian itu tumbuh,” imbuhnya.
Dalam pandangan FBM, kiprah Sinuhun PB XIII merupakan wujud nyata upaya melestarikan nilai-nilai luhur Jawa di tengah arus modernisasi dan globalisasi. Pemanfaatan media digital kini menjadi salah satu sarana penting untuk memperkenalkan adat, tradisi, serta filosofi kehidupan masyarakat Jawa ke ranah global.
Kusuma berharap, siapa pun penerus tahta Keraton Surakarta nantinya dapat meneladani kebijaksanaan dan dedikasi Sinuhun PB XIII.
“Kemajuan dan kemunduran sebuah kerajaan sangat ditentukan oleh sejauh mana pemimpin mampu menghormati sejarah dan meneruskan jejak para leluhurnya,” tuturnya.
Sinuhun Paku Buwono XIII merupakan putra dari Sri Susuhunan Paku Buwono XII dan KRAy Pradapaningrum. Beliau lahir pada 28 Juni 1948 dan wafat pada 2 November 2025. Sebagai penerus garis keturunan Raja-Raja Mataram Islam, beliau dikenal sebagai sosok yang rendah hati, bersahaja, dan teguh menjaga marwah budaya Jawa di tengah derasnya perubahan zaman.






