Nikotin dalam rokok bekerja jauh lebih cepat dibandingkan banyak zat adiktif lainnya. Hanya dengan satu kali hisapan, nikotin langsung masuk ke aliran darah dan membutuhkan waktu sekitar delapan detik untuk mencapai otak. Kecepatan inilah yang membuat rokok memiliki daya ketergantungan sangat kuat.
Menurut dokter spesialis paru, dr. Feni Fitriani Taufik, SpP(K), MPdKed, nikotin termasuk bahan adiktif yang memicu kecanduan karena bekerja langsung pada sistem saraf pusat. Ia menjelaskan, zat ini menyebabkan otak melepaskan dopamin zat kimia yang memunculkan rasa tenang dan nyaman secara sementara yang kemudian membuat perokok sulit berhenti. (detikHealth)
“Nikotin memengaruhi pusat penghargaan di otak sehingga seseorang akan terus mencari sensasi yang sama berulang kali. Semakin sering merokok, semakin kuat ketergantungan yang terbentuk,” ujar dr. Feni. (detikHealth)
Nikotin tidak hanya menyebabkan kecanduan, tetapi juga memengaruhi bagian otak yang mengatur fokus, suasana hati, dan kontrol perilaku. Karena itu, perokok yang mencoba berhenti sering mengalami gejala putus zat seperti gelisah, susah konsentrasi, hingga perubahan mood, yang membuat proses berhenti semakin sulit.
Selain itu, dokter spesialis paru seperti dr. Paulus Arka Triyoga dari Eka Hospital Cibubur menekankan bahwa asap rokok mengandung ribuan senyawa kimia berbahaya yang dapat menyerang organ vital tubuh seperti paru-paru, jantung, bahkan meningkatkan risiko kanker pada perokok aktif maupun pasif. (Antara News)
“Asap rokok mengandung zat toksik yang dapat menyebabkan gangguan pernapasan, penyakit kardiovaskular, dan kanker paru-paru. Bahaya ini tidak hanya dialami oleh perokok aktif, tetapi juga perokok pasif yang terpapar asap lingkungan,” kata dr. Paulus. (Antara News)
Para ahli juga mengingatkan bahwa paparan nikotin dan zat berbahaya lainnya dalam rokok dapat merusak berbagai sistem organ tubuh, mempercepat proses penuaan kulit, serta menurunkan kualitas hidup secara keseluruhan jika kebiasaan merokok tidak dihentikan. (Antara News)
Pada akhirnya, edukasi medis untuk masyarakat luas menjadi bagian penting dalam upaya pencegahan ketergantungan rokok dan peningkatan kesadaran akan risiko kesehatan yang ditimbulkan oleh kebiasaan merokok.






