Festival Kopi Karanganyar Lawu 2019

Karanganyar,Kabarjoglo.com – Letkol Inf Andi Amin Latama S.Sos selaku Dandim Karanganyar yang baru menghadiri Festival Kopi Karanganyar Lawu 2019, di plataran Kafe Jamu Karanganyar sebelah timur alun alun Karanganyar, Sabtu (02/3/2019).

Ratusan masyarakat yang didominasi kaum remaja dan para penikmat kopi, penuhi pelataran selatan taman air mancur Karanganyar dalam Festival Kopi Lawu 2019 Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.

Bupati Karanganyar Drs. H. Juliyatmono MM yang hadir beserta Forkopimda di dampingi assisten dan beberapa kepala OPD dalam festival kopi lawu ini, sangat antusias melihat animo masyarakat pecinta kopi di Karanganyar sangat luar biasa.

Kopi adalah komoditas expor non migas yang sangat terkenal seantero dunia. Orang nomor satu di Bumi Intan Pari ini berharap kopi lawu bisa mendunia melalui sentuhan hebat pemuda – pemuda yang mampu meracik kopi lawu ini, menjadi luar biasa nikmat untuk dinikmati berbagai kalangan.

Sementara Dofi Meihantoro sang pemilik Doff Coffe menjelaskan, bulan Mei yang lalu kopi lawu yang mereka namai Arabica Karanganyar meraih juara harapan II se Jawa Tengah.

“Ada rasa khas tersendiri dari Arabica Karanganyar ini yang mampu membuat rasanya bisa bersanding dengan kompetitor kopi-kopi lain yang sudah kawakan,” ujar pemuda Karanaganyar tersebut.

Mulai dari uji kekhasan dari rasa kopi itu sendiri, kemudian ada uji cita rasa, kapping layak atau tidaknya, ketebalan dan taste notesnya yang dinilai dewan juri.

Dovi juga menambahkan bahwa sebenarnya kopi arabica Karanaganyar ini belum layak untuk dilombakan, bahkan mendapat peringkat itu sudah lumayan. Karena kopi yang ia bawakan untuk dinilai masih ada rasa getahnya.

“Kopi yang disuguhkan di festival ini lebih enak dari yang dibawa lomba, karena sudah tidak ada rasa getahnya“, imbuhnya.

Kopi dari tanam hingga panen membutuhkan waktu yang lumayan lama yaitu 3 tahun, ada indukan tanaman kopi di gunung lawu yang diambil dan di tanam di berbagai daerah di Karanaganyar yang tanahnya cocok untuk ditanami kopi. Ada Gondosuli, Jenawi, Jatiyoso, Jatipuro yang tanahnya cocok.

Dari indukan sama, akan tetapi disetiap daerah yang ditanami kopi memiliki aroma rasa yang berbeda-beda setelah diolah. “Paling enak yang di Gondosuli mas“, jelas Dovi. Ada ciri khas sedikit asem yang membuat rasanya luar biasa nikmatnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan