Kendal – Kabupaten Kendal, wilayah yang terletak di pesisir utara Jawa, kaya akan potensi warisan budaya, terutama dalam seni kerakyatan. Kesenian seperti Barongan, Syi’ir, Gedruk, dan Tari Opak Abang menjadi bagian penting dari warisan budaya ini. Bahkan, Tari Opak Abang baru-baru ini mendapat pengakuan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Nasional pada tahun 2023. Namun, kesenian kerakyatan menghadapi tantangan dalam bentuk anggapan tidak penting, kurangnya daya tarik dan nilai ekonomis, serta kurangnya popularitas di kalangan generasi muda.
Untuk mengatasi tantangan ini, tiga komunitas di Kabupaten Kendal, yaitu Pelataran Sastra Kaliwungu, Kendal Heritage, dan Kaum Loka, dengan dukungan penuh dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, bersama-sama menginisiasi Festival Pituturan Kendal. Festival ini merupakan serangkaian acara seni kerakyatan yang akan diselenggarakan di tujuh kecamatan di Kabupaten Kendal. Penamaan festival ini berasal dari kata “pitu” (tujuh), “tur” (berkeliling), dan “pituturan” (nasehat), yang menggambarkan tujuan festival untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menyuarakan dan mengekspresikan diri melalui seni kerakyatan yang sarat akan pesan moral. Tujuan lain dari festival ini adalah untuk memperkenalkan dan mempopulerkan warisan budaya dari setiap kecamatan, termasuk pemanfaatan cagar budaya sebagai ruang publik di beberapa kecamatan.
Kegiatan dalam festival ini meliputi diskusi budaya, workshop, pameran kuliner dan UMKM, pemutaran film, dan pertunjukan dari paguyuban seni di sekitar kecamatan. Setiap kecamatan akan memiliki tema berbeda dan akan menampilkan potensi seni kerakyatan, tradisi, dan kuliner khas masing-masing kecamatan. Menurut M Yusril Mirza, Penggagas Kegiatan dan Ketua Pelaksana Festival, “Festival ini bukan hanya tentang seni kerakyatan di Kendal, melainkan juga tentang memberikan manfaat dan kepedulian masyarakat terhadap warisan budaya, terutama seni kerakyatan.”
Demi persiapan menyambut Festival Pituturan Kendal yang direncanakan akan berlangsung dari bulan Juni hingga Agustus 2024, pada Minggu, 28 April 2024, tiga komunitas tersebut mengadakan Slametan Omah Pituturan. Acara ini merupakan peresmian dan pengenalan rumah kegiatan yang terletak di Desa Tambakrejo, Kecamatan Patebon, Kabupaten Kendal. Selain tradisi slametan yang melibatkan masyarakat dan tokoh desa setempat, acara ini juga dihadiri oleh pegiat seni, sastrawan, budayawan, dan perwakilan komunitas di Kendal.
Dalam sesi diskusi antar pegiat dan komunitas, Bahrul Ulum A. Malik, Presiden Pelataran Sastra Kaliwungu dan perwalian Omah Pituturan, menyatakan bahwa Omah Pituturan akan menjadi ruang bagi berbagai komunitas untuk berproses dalam Festival Pituturan Kendal. Ia juga menekankan bahwa Omah Pituturan terbuka bagi siapa pun yang ingin mengadakan kegiatan budaya. Paox Iben Mudhaffar, seorang Budayawan Nasional dan Pengasuh Pesantren Kebudayaan Ndalem Wongsorogo Kaliwungu, yang turut hadir dalam acara tersebut, mengapresiasi konsep kegiatan yang dibuat oleh komunitas tersebut, dengan menyoroti bahwa rangkaian kegiatan ini akan memunculkan keberagaman budaya di setiap wilayah kecamatan yang dituju.
Gus Iben, tokoh dengan ciri khas rambut gimbal, juga menyuarakan harapannya agar kegiatan semacam ini dapat membangkitkan minat berbagai pihak dan membuka ruang kolaborasi tidak hanya di tingkat lokal, tetapi juga di tingkat nasional. Ini diharapkan dapat memperluas jaringan ekosistem kebudayaan nasional.