Sukoharjo, Kabarjoglo.com – Universitas Veteran Bangun Nusantara (Univet Bantara) Sukoharjo bekerjasama dengan Kemenkominfo menyelenggarakan kegiatan dialog interaktif dalam rangka penurunan angka prevalensi stunting yang disiarkan secara live oleh TATV. Bertempat di Ruang Seminar Rektorat Univet Bantara Sukoharjo. Senin (05/09/22).
Dihadiri oleh Drs. Bambang Margono, M.M selaku Ketua Yayasan YPPP Veteran Sukoharjo, Prof. Dr. Farida Nugrahani, M.Hum selaku Rektor Univet Bantara Sukoharjo, Dr. Ir. Sri Hartati, MP selaku Wakil Rektor I, Ir. Yos Wahyu Utama, M.Si selaku Wakil Rektor II, Dr. Ir. Sodikin, ST, MT selaku Wakil Rektor III, Wartini, S.K.M, M.Sc selaku Dekan FKM.
Dialog interaktif ini menghadirkan narasumber dari Direktur Informasi dan Komunikasi Pembangunan dan Kebudayaan Kementerian Komunikasi dan Informatika yakni Drs. Wiryanta, M.A,. Ph.D dan Yunita Dyah Suminar, S.K.M,. M.Sc,.M.Si selaku Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.
Dalam sambutannya Prof. Farida menjelaskan bahwa “dialog interaktif ini merupakan bentuk sosialisasi kepada masyarakat, melalui peran akademik yang kebetulan Univet Bantara memiliki Fakultas Kesehatan Masyarakat.
Berdasarkan keterangan Drs. Wiryanta, Saat ini angka prevalensi Indonesia sudah 24.4 persen, angka ini sudah turun dari 30.8 persen dari tahun 2018. Namun masih kurang untuk mengejar standar yang ditetapkan WHO yakni di bawah 20 persen. Maka dari itu Presiden mentargetkan angka prevalensi mencapai 14% dengan mengeluarkan Perpres Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.
Keterlibatan akademi dalam progam penurunan angka stunting, diharapkan dapat membantu memberikan pencerahan kepada masyarakat. Melalui pengabdian masyarakat, civitas akademi dapat lebih berperan dalam membantu pemerintah menurunkan angka prevelensi stunting, “Kami sadar memiliki tugas Tri Darma, salah satunya pengabdian kepada masyarakat. Oleh sebab itu, hal yang berkaitan tentang stunting inilah yang nantinya akan kita galakan, khususnya di Provinsi Jawa Tengah baru nanti melebar ke seluruh Indonesia” terang Rektor.
Diharapkan dengan adanya sosialisasi yang gencar dilaksanakan pemerintah dapat mengedukasi seluruh masyarakat Indonesia akan bahaya stunting dan pencegahannya, dengan begitu target angka prevalensi 14 persen akan segera tercapai.