GUÒNIÁN QÍJIĀN DǍSǍO FÁNGZI – MANGKUNEGARAN

Solo, Kabarjoglo.com – Dalam rangka menyambut tahun baru Imlek Jia Chen Year (2575 Kongzili Tahun 2024) di Kota Solo, Komunitas Masyarakat Tionghoa menginisiasi pelaksanakan kegiatan bersih-bersih menyambut tahun baru Imlek 2024 di area Pura Mangkunegaran. Jumat, 9 Februari 2024

Budaya Membersihkan Rumah Masyarakat Tionghoa
Membersihkan rumah merupakan kegiatan rutin yang dilakukan setiap hari, terlebih bagi masyarakat Tionghoa pada saat menyambut tahun baru, yang dalam budaya Tionghoa yang ditulis pada Dinasti Song oleh Wu Zimu dalam Mengliang Lu, terdapat pepatah 腊月二十四,掸尘扫房子 (Làyuè èrshísì, dǎn chén sǎo fángzi: pada hari kedua puluh empat bulan kedua belas lunar, bersihkan debu dan sapu rumah). Secara harfiah kegiatan membersihkan tersebut juga diartikan sebagai membersihkan tahun yang sudah dilewati.

Bacaan Lainnya

Mangkunegaran sebagai rumah budaya Nusantara membuka pintu selebar-lebarnya bagi semua insan dari berbagai ragam budaya yang ada di Indonesia. Momentum ini menjadi manifestasi atas nilai-nilai dan visi K.G.P.A.A.Mangkoenagoro X untuk berperan aktif membentuk sebuah ruang perkembangan budaya Nusantara.

Mangkunegaran sebagai Rumah Budaya Nusantara
Mangkunegaran telah menjadi salah satu pilar pelestari Identitas Indonesia yang hidup dan senantiasa berkembang. Sebagai rumah untuk penggalian akar budaya Nusantara, serta melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak sebagai wujud kekuatan dalam mengembangkan dan memanfaatkan kebudayaan untuk tujuan keberlanjutan.

Pada hari Sênèn Lêgi, tanggal 19 Februari 2024, 8 Ruwah Jimawal 1957 dilaksanakan Tingalan Wiyosan Jumenengan Dalem Sampeyan Dalem Ingkang Jumeneng Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkoenagoro X yang dikenal sebagai peringatan kenaikan takhta Mangkunegaran. Dalam rangkaian Mangayubagya Tingalan Jumenengan, Mangkunegaran juga akan melaksanakan Resepsi sebagai rangkaian yang memeriahkan peringatan pada hari Sêtu Lêgi, 24 Februari 2024, 13 Ruwah Jimawal 1957.

Rangkaian Tingalan Jumenengan tersebut juga bertepatan dengan perayaan malam Cap Go Meh, yang secara berturut-turut mulai dari Hari Raya Imlek pada tanggal 10 Februari sampai dengan Cap Go Meh yang jatuh pada 25 Februari 2024. Oleh karena itu, Mangkunegaran dalam hal ini juga turut merangkul elemen masyarakat untuk bersama-sama menciptakan sebuah langkah kecil untuk perubahan yang lebih besar. Melalui momentum tersebut,

Mangkunegaran akan menggelar rangkaian kegiatan yang mengusung tema Hanebu Sauyun.
“Hanebu Sauyun” yang diambil dari sesanti atau wejangan Kanjeng Gusti Mangkoenagoro I (Raden Mas Said) yang berbunyi: Hanebu Sauyun, kalamun ta keleban banyu tan ana kang pinilih artinya adalah seperti serumpun batang-batang tebu, jikalau terendam air tak ada yang bisa dipilih, yang tinggi, yang pendek, yang besar dan yang kecil semuanya akan turut terendam. Berangkat dari filosofi Hanebu Sauyun yang diartikan sebagai sinergitas semangat kesetaraan serta kebersamaan dalam senasib sepenanggungan, menghantarkan Mangkunegaran untuk memeluk erat multikulturalisme di Indonesia sebagai satu kesatuan yang harus tetap dijaga dan terus dikembangkan.

Kolaborasi Mangkunegaran dengan Masyarakat Tionghoa Saat Ini
Mangkunegaran bersama dengan Komunitas Masyarakat Tionghoa di Kota Solo, menginisiasi pelaksanakan kegiatan 过年期间打扫房子 (Guònián qíjiān dǎsǎo fángzi: Membersihkan rumah saat Tahun Baru Imlek) di area Mangkunegaran. Kegiatan dimulai dengan pembukaan yang dilakukan oleh Sumartono Hadinoto selaku Ketua Perkumpulan Masyarakat Surakarta (PMS) bersama dengan K.P.H. Benny Irawan selaku Kerabat Mangkunegaran, serta K.R.T. Supriyanto Waluyo, S.E. selaku Wakil Pengageng Mondropuro Pura Mangkunegaran. Kegiatan ini diikuti oleh 3 komunitas masyarakat Tionghoa, diantaranya: 1) Paprika (muda mudi Hakka); 2) Pakin (Pemuda Khong Hu Cu); dan 3) SYC (Solo Youth Club, muda mudi PMS) bersama dengan segenap abdi dalem Mangkunegaran.

Pada kegiatan bersih-bersih, Mangkunegaran menyajikan beberapa kudapan sebagai simbol budaya kuliner kedua kultur Jawa dan Tionghoa yang melambangkan kebersamaan dan keberuntungan diantaranya adalah onde-onde, arem-arem, kueku, dan juga jeruk, selain itu juga disajikan jamu asem yang dibuat oleh abdi dalem Mangkunegaran.
Kegiatan bersih-bersih di Mangkunegaran bersama komunitas masyarakat Tionghoa di kota Solo menjadi gerbang pembuka bagi Mangkunegaran untuk memperkokoh keberagaman dan juga sebagai bentuk perayaan atas eksistensi kebudayaan di Nusantara.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan